Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi Global Goyang, OJK Sebut Sistem Keuangan Indonesia Masih Aman

Senin, 3 Oktober 2022 20:57 WIB
Logo OJK. (Foto: Ist)
Logo OJK. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah tantangan ekonomi global yang belum juga surut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan membaik serta berkontribusi terhadap  pemulihan ekonomi nasional.

Sebagai respon dari peningkatan tekanan inflasi, Bank Indonesia (BI) dan beberapa Bank Sentral negara utama di dunia, juga menaikkan suku bunga kebijakan (policy rate) dan berencana mempercepat laju pengetatan kebijakannya, meski kebijakan tersebut dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi.

Stance kebijakan moneter ini dilakukan oleh mayoritas bank sentral global termasuk Bank Indonesia yang menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate (repo rate) sebesar 50 bps. Hal ini mendorong kekhawatiran resesi global meningkat, sehingga lembaga internasional seperti Bank Dunia, ADB, dan OECD menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi global.

Baca juga : Pemerintah Kudu Siapkan Infrastruktur Dan SDM

“Di tengah revisi ke bawah outlook pertumbuhan global, outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dinaikkan di 2022 seiring dengan masih tingginya harga komoditas dan terkendalinya pandemi,” ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers RDK Bulanan September 2022 secara virtual, Senin (3/10).

Indikator perekonomian terkini juga mengkonfirmasi berlanjutnya kinerja positif perekonomian Indonesia, antara lain  terlihat dari neraca perdagangan yang melanjutkan surplus, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di zona ekspansi, dan indeks kepercayaan konsumen yang tetap optimis.

“Masih relatif solidnya kinerja perekonomian domestik turut menjaga kinerja IHSG relatif lebih baik dibandingkan negara kawasan di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global,” sebutnya.

Baca juga : Tim Bayangan Kini Jadi Tim Mirroring

Tercata hingga 30 September 2022, IHSG terkoreksi 1,92 persen mtd ke level 7.040,80 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 3.055 triliun. Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 6,98 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 69,47 triliun.

Di Pasar SBN, non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp 18,84 triliun mtd sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 30,10 bps mtd di seluruh tenor. Rerata yield SBN telah meningkat sebesar 79,73 bps dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 150,67 triliun1.

Hingga 30 September 2022, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp175,34 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten. Di pipeline, masih terdapat 90 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp 61,31 triliun.

Baca juga : Airlangga: Ekonomi Digital Hadirkan Peluang Baru Bagi Perekonomian Indonesia

Kinerja IHSG yang stabil juga ditopang oleh kinerja emiten yang meningkat. Dari 722 emiten listing saham yang telah menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan 20222, sejumlah 479 emiten (66,34 persen) menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 22,97 persen yoy dan peningkatan laba sebesar 74 persen yoy.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.