Dark/Light Mode

Bos Toyota: Tanpa Kolaborasi Sulit Capai Net Zero Emission

Selasa, 11 Oktober 2022 10:03 WIB
Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto. (Foto: DIT/Rakyat Merdeka)
Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto. (Foto: DIT/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Carbon is our enemy. Karbon merupakan musuh kita bersama. Dan tanpa kolaborasi semua sektor, akan sangat sulit untuk mewujudkan target-target Net-Zero Emission. 

Begitu kata Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto pada acara Seminar Nasional Net-Zero Emmision di kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/10).

“Atas nama keluarga besar Toyota, saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk dapat turut serta dalam Seminar Nasional Net-Zero Emission ini sebagai bagian dari semangat Triple-Helix antara pemerintah, kalangan akademisi dan industri dalam bersinergi untuk kemajuan bangsa,” ujarnya.

Seminar Net-Zero Emission di ITS ini merupakan rangkaian ke-3. Dua seminar sebelumnya telah dilaksanakan di Universitas Diponegoro, Semarang dan Universitas Udayana Bali. 

Menurut dia, seminar ini merupakan hal yang penting untuk menyebarluaskan pemahaman mengenai Net-Zero Emission, terutama ke kalangan generasi muda. Karena generasi muda ini lah yang akan menjadi key driver/ game changer menuju era ekonomi dan industri hijau.

Sesuai dengan tema seminar hari ini, kata dia, perlu digaris bawahi bersama bahwa kontribusi sektor energi dalam mengadopsi energi baru terbarukan sangatlah penting untuk mencapai Net-Zero Emission. Energi baru terbarukan merupakan bagian integral dan kunci keberhasilan menuju energi bersih dan ramah lingkungan sebagai alternative pengganti sumber energi konvensional seperti bahan bakar fosil yang saat ini masih menjadi sumber energi utama.

Menurut Nandi, Toyota telah hadir di Indonesia selama lebih dari 50 tahun dan berkomitmen kuat untuk bisa terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia di 50 tahun mendatang dan seterusnya. Termasuk memberikan peran aktif dalam menghadapi isu-isu seperti Net-Zero Emission.

Baca juga : Pertamina Siapkan Strategi Pencapaian Target Net Zero Emission

Di Toyota Indonesia sendiri, kata dia, pihaknya berkomitmen untuk mendukung penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai kontribusi dalam mengurangi emisi CO2. Pertama, dengan cara mempromosikan penggunaan bahan bakar bio. Saat ini, produk Toyota dapat menggunakan bahan bakar bio sesuai dengan anjuran pemerintah. Toyota juga telah memproduksi mesin berbasis ethanol yang diekspor ke Argentina.

Kedua, kata dia, Toyota implementasi teknologi rendah emisi Karbon di proses produksi, seperti:  wet painting system, dry booth painting, Sistem karakuri, inverter, dll. Kemudian, desain pabrik yang mengusung konsep Clean, bright dan comfort, sehingga mengurangi penggunaan lampu/pencahayaan serta pendingin ruangan.

Dan, ketiga memanfaatkan energi baru terbarukan secara bertahap dimanufaktur, seperti penggunaan Co-Generation berbahan bakar Gas dan instalasi Solar Panel di factory roof.

Selain itu, kata Nandi, industri otomotif saat ini tengah bertransisi menuju elektrifikasi dan teknologi ramah lingkungan. Toyota ingin berkontribusi dengan fokus pada pengurangan emisi karbon dan efisinsi bahan bakar. 

“Dalam hal emisi kami tidak hanya mengelola di hilirnya saja atau produk mobilnya saja, namun mulai dari proses pembuatan mobilnya seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya,” bebernya.

Berbicara mengenai emisi, pihaknya juga terus mendukung sumber energi ramah lingkungan di pembangkit-pembangkit. Toyota memiliki pendekatan LCA/ life cycle analysis dan well to wheel untuk misi pengurangan emisi ini. 

Dari sisi produk, pihaknya mempersiapkan berbagai jenis teknologi, menyiapkan teknologi hydrogen, battery electric vehicle, dan teknologi yang segera kita luncurkan dengan melibatkan SDM lokal melalui teknologi hybrid serta fexi engine yang menggunakan bahan bakar bio yang bisa meningkatkan fuel efficiency dan semakin ramah lingkungan.

Baca juga : BKSAP: Indonesia Komit Capai Nol Bersih Emisi Pada 2060

Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman terkait teknologi elektrifikasi dan energi hijau, pihaknya telah membangun dan meluncurkan sebuah fasilitas pembelajaran yang kami sebut dengan nama xEV Center di area Pabrik Karawang 3. Salah satu zona di fasilitas ini membahas mengenai konsep dan imlementasi energi hijau. 

“Kami dengan senang akan menyambut Bapak/Ibu, adik-adik mahasiswa jika ingin berkunjung ke sana,” ujarnya.

Ke depannya, pihaknya akan tingkatkan lagi kelengkapan fasilitas ini seperti instalasi hydrogen, micro hydro dan wind mill sehingga bisa menjadi showcase untuk penelitian dan studi terkait energi hijau. 

Toyota juga membuka diri terhadap segala bentuk kerjasama baik dengan kalangan akademisi maupun pemerintah serta pihak-pihak lainnya, untuk bisa mengakselerasi pencapaian target-target Net-Zero Emission, terutama dari sektor otomotif.

Menutup sambutannya, Nandi berharap dengan seminar ini bisa bersama-sama mempersiapkan SDM yang mumpuni. Karena untuk menyiapkan produk yang terpenting adalah mempersiapkan orang-orang yang berkualitas. 

“Mari kita songsong era elektrifikasi dengan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor yang tidak hanya mengandalkan natural resources tetapi bertumpu pada manusia-manusia yang handal,” bebernya.

Pendekatan Multi Pathway

Baca juga : Menteri Bahlil: Mahasiswa Harus Kolaborasi Ciptakan Lapangan Kerja

Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN, Bob Azam mengatakan, dalam mendukung target pemerintah Net Zero Emission, Toyota Indonesia hadir dengan pendekatan Multi-pathway, yaitu sinergi ragam teknologi kendaraan elektrifikasi dan pemanfaatan energi rendah emisi seperti biofuel, ethanol dan hydogren, serta optimalisasi implementasi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan.

“Transisi menuju energi baru terbarukan memegang peran penting dalam menjaga ketersediaan energi dan lingkungan yang lebih hijau untuk generasi di masa yang akan datang. Kami meyakini bahwa netralitas karbon merupakan suatu keniscayaan. Harapannya kita bersama-sama menyikapi perubahan yang tidak bisa dielakkan sebagai kesempatan yang baik untuk mengoptimalkan pertumbuhan bangsa Indonesia,” ujar Bob Azam.

Toyota juga  meyakini bahwa peningkatan kualitas dan pengetahuan SDM nasional merupakan elemen penting dalam mencapai target netralitas karbon. Menurut dia, dengan menggandeng peran aktif akademisi, seminar ini harapannya dapat mengedukasi serta memperdalam pemahaman mahasiswa sebagai generasi penerus mengenai peta jalan Pemerintah memasuki era EBT dan implementasinya. 

“Sehingga semua elemen masyarakat dapat berkontribusi aktif dan turut serta memanfaatkan EBT sebagai upaya pengurangan emisi demi Indonesia yang lebih bersih dan dapat dinikmati tidak hanya untuk saat ini namun berkelanjutan di masa depan,” katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.