Dark/Light Mode

3 Rekomendasi Task Force FoWE B20 Indonesia

Pentingnya Transisi Pasar Kerja Yang Lebih Dinamis

Selasa, 15 November 2022 06:30 WIB
Ketua Task Force FoWE yang juga menjabat Presiden Direktur (Presdir) PT Astra Otoparts Tbk dan Direktur PT Astra International Tbk, Hamdhani Dzulkarnaen Salim memaparkan tiga rekomendasi kebijakan Task Force FoWE yang selaras dengan tujuan B20 dan G20 pada pertemuan B20 Summit di Bali, Minggu (13/11/2022) dan Senin (14/11/2022). (Dok. Kadin)
Ketua Task Force FoWE yang juga menjabat Presiden Direktur (Presdir) PT Astra Otoparts Tbk dan Direktur PT Astra International Tbk, Hamdhani Dzulkarnaen Salim memaparkan tiga rekomendasi kebijakan Task Force FoWE yang selaras dengan tujuan B20 dan G20 pada pertemuan B20 Summit di Bali, Minggu (13/11/2022) dan Senin (14/11/2022). (Dok. Kadin)

 Sebelumnya 
Sesi ini juga dihadiri tokoh-tokoh berpengaruh terkait bidang kesempatan kerja. Seperti Johnny C. Taylor Jr, President/CEO SHRM (The Society for Human Resource Management), dan Renate Hornung-Draus, Managing Director dari Confederation of German Employers’ Associations (BDA).

Dalam sesi tanya jawab, Erol Kiresepi merespons terkait bagaimana kewirausahaan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Dan bagaimana pekerja perempuan di sektor non-formal dapat terjun ke karier formal dengan infrastruktur dan kemampuan digital terbatas.

Menurut Erol Kiresepi, ada empat hal yang harus dilakukan. Pertama, memberikan insentif bagi pelaku wirausaha. Kedua, mengurangi kebijakan yang menjadi penghalang produktivitas dan pertumbuhan bisnis.

Baca juga : Biotek Farmasi Indonesia Buktikan Efikasi Obat Terbaik Dunia

Ketiga, mewujudkan tempat kerja yang lebih fleksibel misalnya secara online atau hybrid. Keempat, mengimplementasikan kebijakan yang dapat mendukung produktivitas.

Soal kesetaraan kesempatan pendidikan dan kesempatan kerja bagi kelompok rentan, Bettina Schaller mengatakan, pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan.

“Misalnya, asosiasi bisnis dan akademia merancang dan mengimplementasikan kebijakan yang dapat mendukung transisi ke sektor masa depan,” ujar Schaller.

Baca juga : Yandri Ngarep Perempuan Indonesia Teladani Para Pejuang

Michele Parmelee juga mengatakan, untuk mencapai kesetaraan kesempatan kerja, penghalang bagi perekrutan bagi perempuan dan kelompok rentan lain di dunia kerja, mesti dihilangkan.

“Selain itu, fasilitas pelatihan dan insentif juga mesti disediakan. Kemitraan antara sektor privat dan publik juga diperkuat, agar dapat merangkul pemuda dan kelompok rentan lain,” ujar Parmelee.

Seperti diketahui, acara ini diadakan secara paralel dengan sesi dari WiBAC (Women in Business Action Council) B20 Indonesia. Tujuannya, untuk melengkapi pembahasan isu sektor pekerjaan masa depan dan pendidikan, yang lebih fokus pada pemberdayaan perempuan dalam dunia bisnis. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.