Dark/Light Mode

Arus Investasi Diyakini Tetap Moncer

Jokowi: Ekonomi Malut Jadi Tertinggi Di Dunia

Kamis, 1 Desember 2022 06:45 WIB
Presiden Jokowi saat membuka Rakornas Investasi Tahun 2022 di The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022) pagi. (Foto: BPMI Setpres/Rusman).
Presiden Jokowi saat membuka Rakornas Investasi Tahun 2022 di The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022) pagi. (Foto: BPMI Setpres/Rusman).

 Sebelumnya 
Perry memperkirakan, ekono­mi Indonesia akan tumbuh kuat pada kisaran 4,5-5,3 persen pada 2022. Kemudian, pertum­buhan ekonomi diperkirakan meningkat lebih tinggi pada 2023-2024, yaitu pada kisaran 4,7-5,5 persen.

“Pertumbuhan akan cukup baik dan meningkat,” katanya Perry, optimistis.

Selain kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang kuat, Perry mengatakan, per­tumbuhan ekonomi juga akan didorong oleh kinerja investasi yang meningkat.

Baca juga : Jokowi Makin Harum Di Luar, Wangi Di Dalam

Selain itu, pengembangan hilirisasi sumber daya alam, pembangunan infrastruktur dan pemulihan sektor pariwisata, juga akan turut mengungkit per­ekonomian Indonesia ke depan.

Namun demikian, Perry mengingatkan masih terdapat sejumlah risiko yang perlu di­waspadai. Terutama dari sisi perekonomian global.

Perry menjelaskan, risiko pertama yang perlu diwaspadai yaitu, pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Terutama risiko resesi yang meningkat di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca juga : Jokowi Makin Wangi Di Dunia

Kedua, inflasi yang melonjak dipicu oleh harga energi dan pangan yang tinggi di pasar global. Ketiga, era suku bunga tinggi yang berlangsung lebih lama.

“Kenaikan suku bunga The Fed, terutama diproyeksi akan mencapai tingkat 5 persen dan tetap bertahan pada level yang tinggi pada 2023,” ujarnya.

Keempat, lanjut Perry, penguatan dolar AS yang akan memberikan risiko pada berlanjut­nya pelemahan mata uang banyak negara, termasuk Indonesia.

Baca juga : Kerja Sama Indo-Pasifik Dikuatkan, Jokowi Ajak Kanada Jadi Mitra ASEAN

Kelima, derasnya aliran modal asing yang keluar dari negara berkembang menambah ketidak­pastian pasar keuangan, ter­masuk Indonesia. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.