Dark/Light Mode

Difasilitasi Kemenperin, 1,1 Juta Ton Garam Lokal Diserap Industri

Selasa, 6 Agustus 2019 21:18 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Achmad Sigit Dwiwahjono menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Penyerapan Garam Lokal Tahun 2019-2020 antara industri dengan petani garam di Kementerian Perindustrian, Jakarta, (6/8). (Foto: Ist)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Achmad Sigit Dwiwahjono menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Penyerapan Garam Lokal Tahun 2019-2020 antara industri dengan petani garam di Kementerian Perindustrian, Jakarta, (6/8). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka -
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong sinergi antara industri dengan para petani garam. Ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani garam dalam negeri dan menjamin pasokan garam sebagai bahan baku dan penolong sektor industri.

Garam merupakan komoditas strategis yang penggunaannya sangat luas, mulai dari konsumsi rumah tangga, industri pangan, industri farmasi dan kosmetik, pengeboran minyak hingga industri klor alkali,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Penyerapan Garam Lokal tahun 2019-2020 di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (6/8).

Pada MoU tahun ini, garam lokal akan diserap oleh industri sebanyak 1,1 juta ton. Target tersebut meningkat dari capaian serapan tahun lalu sebesar 1.053.000 ton. Kesepakatan ini wujud nyata dari kerja sama antara 11 industri pengolah garam dengan 164 petani garam di dalam negeri.

Baca juga : Kasus Suap Kemenpora, Eks Pebulutangkis Taufik Hidayat Digarap KPK

Para petani garam itu berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. “Kami mengapresiasi kepada para industri pengolah garam dan para petani garam atas sumbangsih yang telah diberikan kepada Indonesia, khususnya pada sektor komoditas pergaraman nasional dalam membangun ketahanan industri dan pangan nasional,” papar Airlangga.

Menurut Airlangga, berdasarkan neraca garam nasional, kebutuhan garam nasional 2019 diperkirakan sekitar 4,2 juta ton. Jumlah tersebut terdiri atas kebutuhan industri sebesar 3,5 juta ton, konsumsi rumah tangga 320 ribu ton, komersial 350 ribu ton, serta peternakan dan perkebunan 30 ribu ton.

“Garam produksi dalam negeri hingga saat ini baru dapat memenuhi untuk kebutuhan konsumsi, serta beberapa industri seperti pengasinan ikan, penyamakan kulit, dan water treatment,” ujarnya. 

Baca juga : Kementan Gandeng Kemenperin, BPPT, KADIN dan GAPMMI, Kembangkan Industri Pangan Lokal

Karena itu, dengan tingginya kebutuhan garam di pasar domestik, Kemenperin terus memacu peningkatan kualitas garam lokal, sehingga dapat juga teserap oleh industri skala besar. Adapun sektor industri yang paling banyak menggunakan garam sebagai bahan bakunya, antara lain industri klor alkali (CAP), industri farmasi, industri pengeboran minyak, dan industri aneka pangan. 

“Untuk itu, kita perlu meningkatkan kualitas garam produksi dalam negeri,” tegas Airlangga.

Saat ini, selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, garam lokal juga telah terserap beberapa industri seperti untuk pengasinan ikan, penyamakan kulit, dan water treatment. “Maka itu, perlu ada pemanfaatan teknologi modern sehingga bisa mencapai standar kualitas sesuai kebutuhan industri dan akan meningkatkan serapan garam lokal,” imbuhnya.

Baca juga : Mitigasi Kekeringan, Jasa Tirta II Jaga Pasokan Air

Ketum Golkar itu menjelaskan, peningkatan kualitas garam nasional harus dimulai dari proses hulu produksi garam oleh petani. Misalnya dengan menjaga konsistensi masa produksi garam sampai memperoleh hasil yang optimal, dengan kandungan NaCl untuk garam konsumsi minimal 94 persen dan garam industri 97 persen.

Kadar NaCl yang tinggi juga harus disertai dengan impuritas dan cemaran logam yang rendah. “Di samping itu, pemerintah akan mendorong secara bertahap dalam upaya peningkatan kualitas garam, termasuk untuk tambahan ketersediaan lahan,” tuturnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.