Dark/Light Mode

Benahi Masalah Dari Hulu

Kapasitas Petani Garam Nasional Perlu Di Genjot

Senin, 22 Juli 2019 19:31 WIB
Petani Garam. (Ilustari/Foto : Istimewa)
Petani Garam. (Ilustari/Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah sebaiknya membenahi permasalahan komoditas garam mulai dari hulunya, salah satunya dengan meningkatkan keterampilan produksi para petani garam. Hal ini dimaksudkan agar garam produksi mereka juga bisa digunakan untuk kebutuhan industri. Selama ini kebutuhan garam industri dipenuhi melalui impor.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania mengatakan, impor garam tidak lepas dari belum mampunya para petani garam lokal untuk memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, harga garam lokal juga relatif lebih mahal daripada garam impor dan kualitasnya juga masih berada di bawah garam impor. Garam industri harus harus memenuhi ketentuan tertentu yang dibutuhkan industri.

Baca juga : Tak Kunjung Pulang, Polri: Kasus Bachtiar Nasir Jalan Terus

“Pemerintah sebaiknya mengupayakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kapasitas produksi petani garam. Dengan adanya peningkatan kapasitas petani, diharapkan ke depannya hasil produksi garam lokal juga bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan industri sehingga pasar mereka semakin luas dan tidak hanya untuk garam konsumsi saja,” kata Galuh dalam rilis yang diterima Rakyat Merdeka, Senin (22/7/2019).

Kegiatan-kegiatan yang dimaksud antara lain adalah mengenalkan teknologi bercocok tanam secara teori maupun praktek, pelibatan iptek dan membuka kesempatan kepada para petani untuk belajar langsung ke negara-negara produsen garam besar di dunia. Selain itu, pemerintah juga seharusnya bisa memaksimalkan peran penyuluh pertanian supaya mereka bisa memberikan pendampingan kepada para petani.

Baca juga : Kapasitas Runway Soekarno-Hatta Nambah 50 Persen

Jumlah kebutuhan ini, lanjut Galuh, diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya industrialisasi. Seharusnya potensi peningkatan pendapatan petani melalui garam industri bisa segera ditanggapi secepat mungkin. Memperluas lahan tambak garam tidak akan sepenuhnya efektif tanpa adanya peningkatan keterampilan produksi petaninya.

Menurutnya, harga jual garam hasil produksi petambak juga turun hingga 50 persen. Harga garam petani tambak hanya senilai Rp300-Rp500 per kilogram. Jumlah ini menurun kalau dibandingkan dengan harga di bulan Juni yang berkisar antara Rp800-Rp1.000 per kilogram.

Baca juga : 6 Maskapai Bakal Pindah ke Kertajati, Jam Operasional Bandara Diperpanjang

"Salah satu penyebab jatuhnya harga garam dikarenakan rendahnya kualitas garam yang dihasilkan para petani garam. Garam yang dihasilkan petani memiliki kadar natrium klorida (NaCL) yang kurang dari 94 persen," tutup Galuh. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.