Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

LPEI Genjot Peluang Ekspor Lada Sambas Lewat Program Desa Devisa

Jumat, 16 Desember 2022 12:14 WIB
Foro: Dok. LPEI
Foro: Dok. LPEI

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkolaborasi PT Bank Negara Indonesia (Persero), atau BNI (dan Rumah BUMN Wilayah Kalimantan Barat sukses meluncurkan Desa Devisa Lada Sambas, Jumat (9/12).

Peresmian tersebut disampaikan dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Pontianak, Kalimantan Barat dan disaksikan secara daring oleh Menteri Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, beserta Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji.

Direktur Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F Anwar menjelaskan, sinergi ini merupakan salah satu pendekatan yang diambil oleh Lembaga untuk membentuk Desa Devisa. Hal ini dilakukan untuk mengeskalasi peluang ekspor komoditi-komoditi unggulan berbagai daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani di Indonesia.

Baca juga : LPEI Kolaborasi BRI Dorong Pertumbuhan Ekspor Lewat Produk Asuransi

“Kolaborasi LPEI dengan institusi lain diharapkan dapat memperkuat program pendampingan yang akan diberikan kepada para petani lada Sambas, sehingga dapat mempercepat tercapainya mandat kami untuk memperkuat ekspor nasional,” kata Chesna, dalam keterangan resmi, Jumat (16/12).

Desa Devisa Klaster Lada Sambas akan mendampingi sebanyak 629 petani lada yang memiliki lahan produktif seluas 213 hektar dan kapasitas produksi 200 ton biji kering per tahunnya saat ini yang berada di dua belas desa di Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, antara lain Desa Sendoyan, Sulung, Penakalan, Sekuduk, Piantus, Setalik, Parit Raja, Perigi Landu, Senujuh, Perigi Limus, Semanga, dan Sepantai.

Lada Sambas sendiri memiliki keunikan berupa karakteristik cita rasa dan aroma khas. Keunggulan ini menjadi modal bagi lada Sambas untuk merambah pasar ekspor, ditambah dengan pendampingan dan pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasi untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sehingga mampu memproduksi lada yang lebih berkualitas dari yang lain.

Baca juga : Perkuat Ekosistem Ekspor, LPEI Fasilitasi Desa Devisa Klaster Udang Situbondo

“Melalui Koperasi Srikandi Jaya Sambas lada Sambas saat ini telah di pasarkan dalam bentuk olahan lada bubuk dengan merk ‘Batu Layar’ dan telah menembus pasar Malaysia,” ujarnya.

Chesna melanjutkan, pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasinya akan dilakukan secara berkesinambungan hingga produk lada Sambas menembus pasar internasional.

Ke depannya, LPEI juga akan terus bersinergi membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa untuk mendorong partisipasi masyarakat desa dalam rantai ekspor global.

Baca juga : Kemenag Perluas Program Kampung Zakat Ke Desa Meranti

“Kami harap melalui program ini banyak desa di Indonesia dapat menghasilkan devisa dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara melalui kegiatan ekspor,” tutup Chesna.

Program Desa Devisa merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh Indonesia Eximbank yang diberikan kepada klaster penghasil komoditas unggulan dengan memiliki potensi ekspor.

Tujuan Desa Devisa adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor dan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.