Dark/Light Mode

Menakar Urgensi Subsidi Kendaraan Listrik

Jumat, 16 Desember 2022 22:50 WIB
Mobil listrik yang digunakan di G20 (Foto: Kominfo)
Mobil listrik yang digunakan di G20 (Foto: Kominfo)

Berdasarkan laporan IMF pada 11 Oktober 2022, pertumbuhan global diprediksi melambat dari 6% pada tahun 2021 menjadi 3,2 persen pada tahun 2022 dan 2,7 persen pada tahun 2023. Hal ini menjadi sejarah pertumbuhan ekonomi terlemah sejak 2001 tidak termasuk pandemi Covid-19. Inflasi secara global diprediksi meningkat dari 4,7 persen pada tahun 2021 menjadi 8,8 persen pada tahun 2022 tetapi akan menurun menjadi 6,5 persen pada tahun 2023 dan menjadi 4,1 persen pada tahun 2024. 

Mobil listrik mungkin memiliki dampak pada inflasi dan moneter di masa depan jika popularitasnya meningkat secara signifikan. Misalnya, jika banyak orang beralih dari mobil bensin ke mobil listrik, Tercatat dalam laporan daftar penjualan terlaris di Indonesia sejak Januari hingga November 2022, maka akan terlihat bahwa Toyota masih memimpin dengan penjualan terbanyak yaitu 303.282 unit. Selanjutnya Daihatsu dengan penjualan 178.850 unit, dan Honda dengan penjualan 118.638 unit.

Terdapat beberapa produsen mobil lain juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penjualan mereka. Misalnya, Hyundai Motors Indonesia mengalami lonjakan dalam wholesales dengan pencapaian 24.639 unit pada 11 bulan pertama tahun ini, tumbuh 988,7 persen dibanding tahun lalu yang hanya 2.744 unit. Penjualan Hyundai di sektor retail juga tercatat sebesar 26.681 unit, naik 948,8 persen dibanding tahun lalu yang hanya 2.544 unit. Produsen mobil Cina, Wuling, juga tercatat penjualannya mencapai 24.639 unit, pertumbuhanya 9,1 persen dibanding tahun lalu yang hanya 22.588 unit. Penjualan Wuling di sektor retail tercatat sebesar 21.935 unit, naik 4,2 persen dibanding tahun lalu yang sebesar 21.059 unit. Kenaikan penjualan Hyundai dan Wuling ini mungkin dipengaruhi oleh kehadiran model-model terbaru mereka di pasar Indonesia, seperti Creta, Stargazer, dan mobil listrik Ioniq 5 untuk Hyundai, serta varian mobil terbaru dari Wuling dan mungkin berapa perusahaan yang akan bermain juga dalam pasar mobil listrik.

Percepatan terkait kesiapan Indonesia dalam mendukung penuh Net Zero Emission pada 2060 memang perlu mendapat perhatian khusus, kewaspadaan Indonesia terhadap isu global mengenai perubahan iklim emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara umum di dorong karena keprihatinan atas penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan yang berimbas pada perubahan iklim. Kita paham bahwa Indonesia banyak menerima manfaat saat menjadi Presidensi G20, transisi energi menjadi salah satu isu strategis yang dibahas yang mana intinya ialah mempercepat dekarbonisasi, hal ini didukung oleh pemerintah AS melalui program Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai 20 juta dolar AS untuk pembiayaan sektor publik dan swasta bagi Indonesia, jika dirupiahkan sebesar Rp 312 triliun. Negara-negara tergabung dalam G7 sepakat melalui program Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) juga memiliki komitmen untuk menginvestasikan 600 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur bagi kategori negara selama kurun waktu 5 tahun apabila dirupiahkan maka sekitar Rp 900.000 triliun dengan perhitungan rate dolar hari ini.

Baca juga : Sekar Perhutani Minta Kebijakan KHDPK Ditinjau Ulang

Faktanya kebijakan subsidi Kendaraan Listrik segera yang akan masuk dalam rancangan APBN tahun 2023. Ppemerintah Indonesia jangan sampai terkesan sporadis dalam mengambil kebijakan ditengah iklim krisis ekonomi dunia, rincian kebijakan nanti jika disetujui ialah Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil listrik hybrid, Rp 6,5 juta-Rp 8 juta untuk motor listrik baru dan Rp 5 juta bagi yang mau mengkonversi ke motor listrik.

Negara Indonesia terlalu sangat percaya diri, padahal apabila klasifikasi dalam bentuk skema distribusi penjualan dan pembelian masih jauh dari kata adil, akan menjadi konflik. Dalam data Indonesia menargetkan 1,2 juta sudah adopsi sepeda listrik dan 35.000 adopsi mobil listrik pada tahun 2024. Jika mengacu dari pernyataan Menteri Perindustrian, kedepannya Indonesia akan mulai memproduksi mobil listrik dengan jumlah 600.000 unit mobil listrik, truk listrik dan bus listrik pada 2030. Sementara untuk kategori kendaraan roda dua sebanyak 3 juta unit. Apabila kita simulasikan terget tersebut tercapai hingga 600.000, maka untuk mobil saja negara akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 48 triliun untuk subsidi, jika ditambahkan motor juga maka ini akan menyedot anggaran sebesar Rp 24 triliun. Bahkan masih banyak klasifikasi tujuan pembelian kendaraan listrik kedepannya yang perlu dihitung secara hati-hati tentu saja subsidi kendaraan listrik ini sangatlah fantastis.

Saat ini penjualan kendaraan di Indonesia meningkat tajam bahkan hingga hampir 1.000 persen untuk masing-masing tipe mobil BBM dan listrik, ini tentu mampu menciptakan inflasi dari sisi ekonomi, jika tahun 2023-2024 tidak adanya kepastian stabilisasi fundamental ekonomi dunia yang kian kritis sudah barang tentu hal ini akan berimbas pada ekonomi masyarakat yang sulit, akibat belum maksimalnya bounce back ekonomi akibat terpaan Covid-19 tak lepas pula konflik energi dunia akibat eskalasi politik juga militer Russia dan Ukraina, China-Taiwan, Korut-Kosel serta konflik baru yang nanti akan muncul.

Masukan dan saran:

Baca juga : Hore, Sekarang Di Sulawesi Ada Kereta Api

1. Program percepatan konversi kendaraan BBM ke listrik harus menjadi kebijakan yang solutif.

2. Pemerintah harus mengalisis permintaan pasar agar menciptakan suatu iklim ekonomi yang equilibrium dan sustainable.

3. Pembangunan transportasi umum juga harus tetap menjadi prioritas di seluruh Indonesia.

4. Diperlukan kajian akademis mengenai stasiun charging yang representatif dan telah tersebar diseluruh Indonesia.

Baca juga : Mobil Esemka Cocok Disubsidi

5. Memahami pengentasan kemacetan yang terintegrasi terkait penambahan jumlah kepemilikan kendaraan.

6. Kebijakan ekonomi moneter harus tetap berlandaskan pada upaya untuk menjaga maupun mengembalikan kestabilan harga-harga. 

7. Kebijakan fiskal nantinya harus tetap dipersiapakan untuk menjadi sandaran yang meredakan tekanan biaya hidup yang notabene sejalan dengan moneter.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.