Dark/Light Mode

Hasil Riset LD FEB UI

Kontribusi Gojek Ke Perekonomian Indonesia Tembus Rp 55 Triliun

Kamis, 8 Agustus 2019 09:27 WIB
Ilustrasi Gojek. (Dok : istimewa)
Ilustrasi Gojek. (Dok : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kontribusi ekosistem Gojek terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp 55 triliun. Layanan dihadirkan aplikasi karya anak bangsa itu merepresentasikan istilah Society 5.0 yang akan berkembang di masa mendatang.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengumumkan kontribusi Gojek sebesar Rp 55 triliun itu mengukur 100 persen mitra aktif saat ini. Dihitung berdasarkan kontribusi sepanjang 2018.

”Sebelumnya pernah kami umumkan bahwa kontribusi Gojek sebesar Rp 44,2 triliun pada 2018 yang merupakan cerminan dari 75 persen mitra aktif. Tapi jika diukur 100 persen maka sebesar Rp 55 triliun,” ungkap Kepala LD FEB UI, Turro S. Wongkaren, dalam paparan riset kualitatif berjudul ‘Makna Kerja, Tingkat Kepuasan, dan Well-Being Mitra Gojek Indo- nesia,” di hotel Oria, Jakarta, Rabu (07/08).

Baca juga : Siapkan Anak Usaha IPO, Northcliff Indonesia Targetkan Dana Rp 1 Triliiun

Rentang kontribusi antara Rp 44,5 triliun (75%) sampai Rp 55 triliun (100%) menurutnya merupakan hal biasa dilakukan lembaga riset. Hal tersebut dilakukan untuk memaparkan angka konservatif dan angka optimistis.

”Seperti dilakukan Tenggara Strategic dan CSIS (Centre for Strategic and International Studies) yang mengukur kontribusi Grab (Rp 48 triliun), itu angka 100 persen. Maka kalau mau membandingkan ya dengan angka 100 persen juga,” terusnya.

Besarnya kontribusi Gojek, Turro menambahkan, tak terlepas dari penerapan istilah Society 5.0 karena mengantarkan beragam layanan secara langsung sesuai kebutuhan konsumen.

Baca juga : Transaksi Agen BRILink Tembus Rp 331 Triliun

”Society atau masyarakat 5.0 ini hal berbeda dengan Industry 4.0. Masyarakat 5.0 fokuskan pada sisi demand dan bagaimana kebutuhan itu bisa dilayani dengan teknologi. Itu berkembang di Jepang,” terangnya.

Hal ini menurutnya tercermin dari layanan dalam ekosistem Gojek. Turro mencontohkan, bagaimana layanan pembersih rumah, layanan bengkel, dan layanan lainnya langsung menuju rumah konsumen.

”Gojek membuat mereka yang sebelumnya tak kepikiran bekerja jadi mau bekerja. Misalnya ibu rumah tangga dan mahasiswa. Sebab ada independensi dalam menentukan waktu bekerja,” paparnya.

Baca juga : Mantap, Transaksi Agen BRILink Tembus Rp 331 Triliun 

Peneliti LD FEB UI, Bagus Takwin, memaparkan mitra Gojek memaknai pekerjaan mereka lebih dari sekadar menghasilkan uang. ”Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna dengan menjadi mitra Gojek. Bisa membantu orang dan menebar kebaikan,” ulasnya.

Berdasarkan pengukuran kepuasan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013), skor rata-rata kebahagiaan mitra yang ditemukan penelitian LD FEB UI adalah 24,3 dari skala maksimal 35. ”Artinya, secara umum mitra Gojek tergolong cukup puas dengan hidupnya menjadi lebih baik dan merasa bahagia,” ujarnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.