Dark/Light Mode

Pemerintah Mau Impor GKP

Harga Gula Petani Bisa Hancur-hancuran Lho

Senin, 26 Desember 2022 06:30 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. (Foto: Dok. Kemendag)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. (Foto: Dok. Kemendag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah memutuskan mengimpor Gula Kristal Putih (GKP) sebanyak 991 ribu ton. Keputusan impor ini disesalkan asosiasi petani tebu, karena harga gula petani bisa hancur.

Keputusan impor GKP di­ungkapkan langsung Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.

Baca juga : Produksi Petani Jadi Sia-sia

“Sudah diputuskan dalam ra­pat terbatas (ratas), tahun depan akan mengimpor gula kristal putih sebanyak 991 ribu ton atau hampir 1 juta,” ungkapnya di Pasar Kebon Kembang, Bogor, akhir pekan ini.

Zulhas-sapaan akrab Zulkifli Hasan, mengatakan, selain GKP, Pemerintah juga mengimpor Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebanyak 3,6 juta ton, yang nantinya akan disalurkan untuk indus­tri makanan dan minuman.

Baca juga : Harga Minyak Dunia Menurun, Rofik: Kapan Harga Pertalite Bisa Turun?

Tak hanya itu, Pemerintah juga dipastikan akan mengimpor gula kebutuhan khusus sebanyak 50 ribu ton.

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memper­tanyakan keputusan impor GKP yang menjadi konsumsi masyarakat.

Baca juga : Pemerintah Harus Jaga Iklim Investasi Dan Perkuat Bantalan Sosial

Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen menjelaskan, dulu Indonesia mampu memproduksi gula hingga 15 ton per 1 hektar lahan. Saat ini, angka itu menyusut tinggal 5 juta ton per 1 hektar lahan. Akhirnya, Indonesia tak bisa lepas dari impor gula.

“Mestinya, kalau kita khawatir cadangan pangan terutama gula habis, seluruh produksi pangan ya digenjot. Jangan hanya di spanduk saja,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.