Dark/Light Mode

Nggak Ada Ampun, Erick Tak Tolerir Kasus Hukum Di BUMN

Minggu, 22 Januari 2023 19:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Instagram)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, tidak memberikan toleransi bagi tindakan merugikan keuangan BUMN.

Sejak awal, mantan Presiden Inter Milan telah berkomitmen memperbaiki kondisi BUMN, agar lebih transparan dan profesional.

"Untuk masalah bersih-bersih BUMN, saya tidak akan segan-segan mendorong yang namanya kasus-kasus hukum di BUMN, kasus Jiwasraya dari 2006 itu tidak pernah ada ketegasan. Tapi, alhamdulillah saya melaporkan kepada Pak Presiden Joko Widodo, dan beliau sangat mendukung," ujar Erick dalam acara rilis hasil Survei Nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk "Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini" pada Minggu (22/1).

Erick mengungkap, dia selalu intens berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan KPK, dalam mengusut kasus dugaan korupsi di tubuh perusahaan pelat merah.

Dia bilang, pengungkapan Jiwasraya hanya permulaan, mengingat banyak juga dana pensiun di BUMN yang bermasalah.

Baca juga : Maju Jadi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir Diharapkan Bisa Harumkan Indonesia Di Mancanegara

"Kemarin saya warning, setelah Jiwasraya, Asabri, sekarang kita mendorong investasi audit untuk dana-dana pensiun BUMN. Kemarin, saya melihat bukunya ini 35 persen sehat dan 65 persen sakit. Kita harus antisipasi, angkanya bisa cukup besar," paparnya.

Erick menyebut, kasus yang terjadi di Garuda Indonesia hingga Waskita Beton berdampak negatif bagi keuangan perusahaan.

Menurutnya, permasalahan tersebut sudah cukup lama terjadi. Namun, Erick tetap berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Agar tidak merugikan negara dan masyarakat.

"Untuk Waskita Beton, terima kasih teman-teman penegak hukum bisa menginformasikan. Karena memang secara data waktu itu kita sudah melihat sepertinya ada penipuan, artinya secara publik waktu itu mengeluarkan rights issues, surat utang atau apalah, saya lupa detailnya. Tetapi ternyata, penggunaannya tidak benar," lanjut dia.

Aksi bersih-bersih ini juga dilakukan dengan merampingkan jumlah BUMN, dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN.

Baca juga : Jadi Menteri Andalan, Erick Thohir Dipamerkan Presiden Jokowi Di Riau

Perampingan ini terbukti memberikan hasil yang lebih baik, dengan meningkatnya kinerja BUMN.

"Laba BUMN ketika saya masuk Rp 13 triliun, sekarang menjadi Rp 125 triliun. InsyaAllah, untuk tahun ini angkanya bisa di atas Rp 200 triliun. Dari Rp 13 triliun ke Rp 125 triliun, hampir 860 persen lebih. Nanti masih akan naik lagi," jelasnya.

Selain itu, saat baru menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick menyebut 70 persen perusahaan pelat merah mengalami kerugian.

Erick memproyeksikan, sebanyak 32 BUMN dari total 41 BUMN saat ini dalam kondisi yang sehat.

Erick mengatakan perbaikan kinerja terletak pada dua kunci utama yakni aspek kepemimpinan di tubuh BUMN dan juga penerapan sistem yang berjalan secara konsisten.

Baca juga : Transformasi Yang Dilakukan Erick Thohir Sukses Ubah Paradigma BUMN

"Inilah hal-hal yang saya rasa penting. Kenapa harus menerapkan pemilihan orang-orang yang baik di posisi Dirut BUMN, itu menjadi penting. Jangan sampai diintervensi politik, ini yang harus kita jaga," ujarnya.

Erick mengatakan, program bersih-bersih ini tentu tidak selesai dalam waktu singkat, lantaran sudah terjadi sejak zaman dahulu.

Namun, Erick meyakini, pemilihan pemimpin berdasarkan leadership yang baik. Sistem yang dibangun ini, diyakini bisa mengurangi korupsi.

"Tidak mungkin, perubahan itu hanya berdasarkan leadership saja. Tanpa ada sistem yang dibangun, atau sebaliknya," tegasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.