Dark/Light Mode

Hilirisasi Terus Didorong

Erick: Negara Pesaing Nggak Mau RI Cepat Kaya

Minggu, 22 Januari 2023 20:21 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewae)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewae)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, Indonesia harus menjaga momentum untuk menjadi negara besar.

Untuk itu, Indonesia harus bersiap mengambil langkah dalam menatap situasi perekonomian pada 2023.

"Dinamika ke depan ditentukan oleh kebijakan hari ini. Dari data IMF, pada situasi ekonomi pascapandemi, rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia sampai 2027 itu ada di angka 4,3 persen," ujar Erick dalam acara rilis hasil Survei Nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk "Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini" pada Minggu (22/1).

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di angka lima persen. Atau menempati peringkat kedua dari negara-negara G20 di bawah India dengan angka 6,10 persen.

Proyeksi tersebut unggul dibandingkan China yanag hanya 4,40 persen. Atau Amerika Serikat (AS) yang cuma 1 persen.

Baca juga : Fordekiis: Pertemuan Erick Thohir-Megawati Langkah Tepat Penjajakan

Sementara negara-negara G20 lain seperti Italia, Jerman, Rusia, diproyeksikan mengalami pertumbuhan negatif.

"Dibanding negara-negara G20, posisi kita sangat baik. Ini konteks yang sangat menarik. Posisi kita sudah baik. Apakah kita ada kekurangan? Pasti ada," ucap Erick.

Untuk itu, pemerintah terus berupaya menelurkan kebijakan yang bermanfaat untuk seluruh rakyat. Bukan pada pilihan politik.

Menurut Erick, seluruh elemen bangsa harus bersatu untuk meneruskan capaian apik tersebut.

"Kita membuat kebijakan untuk semua rakyat, tidak terjebak pada pilihan politiknya. Kalau kita terjebak, akhirnya kita tidak melihat pertumbuhan yang kita inginkan. Tidak baik kalau seperti itu," tutur pria kelahiran Jakarta tersebut.

Baca juga : Menteri Erick Terus Dorong Pertamina Jadi World Class Energy Company

Erick menyampaikan keseriusan Presiden Jokowi, dalam meningkatkan akselerasi hilirisasi sumber daya alam (SDA), yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi sekarang dan di masa yang akan datang.

Indonesia tidak akan mendapatkan manfaat besar, saat terjadi commodity boom karena mengirim raw material atau bahan mentah ke luar negeri.

"Kebanyakan raw material. Value added-nya tidak diciptakan di Indonesia. Akhirnya, pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan ada di negara lain. Saat commodity boom selesai, kita juga terkena efeknya. Hanya sawit yang mampu bertahan, karena turunan industrinya bisa sampai 80," papar Erick.

Mantan Presiden Inter Milan itu menuturkan, Jokowi tak gentar dengan gugatan Uni Eropa (UE) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), atas kebijakan Indonesia melarang ekspor sejumlah kekayaan alam seperti bijih nikel hingga bauksit.

Pun dengan kebijakan UE yang menerapkan green industrial plant, yang merugikan Indonesia.

Baca juga : Industrialisasi Bauksit Bakal Kerek Pendapatan Negara Hingga Rp 62 T

"Mereka ingin pelan-pelan menutup market kita. Makanya, market kita harus dibuka, tapi market mereka harus ditutup dengan alasan-alasan kebijakan yang tentu disusupi. Ini dinamika yang terjadi, karena kalau kita lihat data ekonominya (banyak negara Eropa) menuju resesi," terang Erick.

Saat ini, Indonesia tengah mengalami surplus perdagangan hingga 51 miliar dolar AS. Nilai ekspornya juga terus meningkat.

Kondisi ini, kata Erick, menjadi kekhawatiran bagi banyak negara lain di dunia.

"Ini yang ditakutkan negara-negara pesaing kita, karena memang, sampai 2045 kita direncanakan mungkin masuk empat atau lima ekonomi besar dunia. Mereka sudah membaca data ini. Makanya, mereka ingin kita lebih lambat. Istilahnya, jangan cepat kaya lah Indonesia," beber Erick. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.