Dark/Light Mode

Tahun Ini Ekonomi Menantang, Politik Diharapkan Tidak Memanas

Kamis, 9 Februari 2023 23:32 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perbankan Indonesia sudah melewati berbagai krisis keuangan global sebelumnya, mulai dari krisis subprime mortgage, kolapsnya Lehman Brothers, krisis finansial global, hingga pandemi Covid-19.

Terbukti, perbankan Tanah Air mampu bertahan. Namun demikian, kokohnya kekuatan perbankan Tanah Air akan menghadapi ujian paling berat tahun ini.

Mulai dari kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia, kenaikan inflasi yang mengalahkan bunga deposito, risiko kredit macet, hingga dihapuskannya program restrukturisasi kredit Covid-19 pada Maret 2023.

Di tengah banyaknya tantangan yang harus dihadapi Perbankan, banyak kalangan justru optimistis sistem keuangan indonesia tidak akan banyak terdampak.

Indikator terkait dengan permodalan, likuiditas hingga profitabilitas, menunjukkan sistem keuangan indonesia sampai saat ini dianggap masih stabil dan sehat. Sehingga diperkirakan mampu bertahan menghadapi gejolak global.

Baca juga : Terapkan Ekonomi Sirkular, Menperin Dukung Pabrik Daur Ulang Plastik Di Jombang

Untuk menjawab tantangan tersebut, indopos.co.id dan INDOPOSCO menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD), di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center, Jakarta, pada Selasa (7/2).

Kegiatan ini disponsori oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan didukung oleh Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center.

Narasumber dalam diskusi tersebut adalah Anggota DPR RI Komisi XI Kamrussamad dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Anggota Komisi DPR RI Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eriko Satarduga.

Lalu, Chief Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede dan Direktur Sistem Manajemen Investasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Syafriadi yang diwakili oleh Taufik Damhuri.

Moderator diskusi ini redaktur indopos.co.id dan indoposco.id Folber Siallagan serta pembawa acara Amanda Dwi Arista.

Baca juga : Tahun Ini, Angkasa Pura I Targetkan Pertumbuhan Trafik 68 Juta Penumpang

"Dari FGD ini harus memberi output bagi perbankan khususnya di bidang pembiayaan dan pendanaan," ungkap Pemimpin Redaksi indopos.co.id dan indoposco.id, Juni Armanto, dalam sambutannya, pada acara tersebut, di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center, Jakarta, dikutip Kamis (9/2).

Juni menyebut, perekonomian Indonesia terus menerus menghadapi tantangan, mulai pandemi Covid-19 hingga konflik Rusia-Ukraina.

Tentu tantangan resesi global 2023 menjadi masalah besar bagi perekonomian Indonesia. Kamrussamad mengatakan, dampak pandemi Covid-19 bukan hanya pada bidang kesehatan, namun juga bidang ekonomi. Sebab, wajib pajak tak sedikit bisa membayar pajak.

"Saat ini kita masuk tahun terakhir dengan defisit di bawah 3 persen. Jadi tahun ini kita sudah normal, defisit anggaran kita di 2021-2022 itu bisa di atas 3 persen," tuturnya. 

Dari pandemi Covid-19, lanjutnya, Indonesia bisa belajar mencari sumber pendanaan, salah satunya untuk kebijakan fiskal. Selain itu, dari pandemi ada hikmah positif, sistem keuangan bertransformasi ke digital.

Baca juga : Ekonomi RI Kalahkan Amerika Dan China

"Kita semua dipaksa oleh keadaan. Dari konsumerisme hingga produksi secara digital," ucap Kamrussamad.

Lebih jauh dia mengungkapkan, sistem pengawasan investasi terus didorong parlemen. Sebab, pinjaman online (pinjol) masih banyak menjerat masyarakat.

"Kami terus mendorong OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk terus melakukan pengawasan khususnya di bidang investasi perbankan dan lainnya. Berintegritas dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Polri (Kepolisian Negara Republik Indonesia)," ujar Kamrussamad.

"Akhir 2022 lalu, kami juga melakukan penguatnya kelembagaan perbankan, sehingga mereka bisa menopang sistem keuangan di Indonesia," imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.