Dark/Light Mode

Melonjak 28,15 Persen

Wow, BTN Raup Laba Bersih Rp 3,04 Triliun

Jumat, 17 Februari 2023 07:30 WIB
Jajaran Direksi PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN kompak memakai batik saat menyampaikan keterangan pers mengenai kinerja 2022, di Menara BTN, Jakarta, kemarin. Tampak hadir, Direktur Utama Haru Koesmahargyo (tengah), Wakil Dirut Nixon LP Napitupulu (kedua kanan), Direktur Operation & IT Andi Nirwoto (kanan), Direktur Risk Management & Transformation Setiyo Wibowo (kiri) dan Direktur Finance, Planning and Treasury Nofry Rony Poetra (kedua kiri). (Foto: Dwi Ilhami/Rakyat Merdeka).
Jajaran Direksi PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN kompak memakai batik saat menyampaikan keterangan pers mengenai kinerja 2022, di Menara BTN, Jakarta, kemarin. Tampak hadir, Direktur Utama Haru Koesmahargyo (tengah), Wakil Dirut Nixon LP Napitupulu (kedua kanan), Direktur Operation & IT Andi Nirwoto (kanan), Direktur Risk Management & Transformation Setiyo Wibowo (kiri) dan Direktur Finance, Planning and Treasury Nofry Rony Poetra (kedua kiri). (Foto: Dwi Ilhami/Rakyat Merdeka).

 Sebelumnya 
Dengan kinerja tersebut, BTN tercatat masih memimpin pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 83 persen.

Di samping akselerasi pada kredit, Bank BTN juga berhasil meningkatkan Dana Pihak Ke­tiga (DPK) sebesar 8,77 persen yoy dari Rp 295,97 triliun men­jadi Rp 321,93 triliun.

Peningkatan DPK tersebut didorong oleh kenaikan dana murah (Current Account Savings Account/CASA) perseroan sebesar 19,13 persen yoy, men­jadi Rp 156,2 triliun pada akhir Desember 2022.

Baca juga : Laba BRI Melesat 67,15 Persen Tembus Rp 51,4 T Di 2022

“Dengan peningkatan terse­but, biaya dana (Cost Of Fund/CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy, dari 3,13 persen pada akhir 2021 menjadi 2,60 persen,” rincinya.

Kemudian penurunan biaya dana juga ikut mengerek turun beban bunga (interest expense) hingga 14,94 persen yoy pada akhir tahun lalu. Dengan kinerja positif kredit dan DPK, aset bank yang berfokus pada pembiayaan rumah rakyat ini juga naik 8,14 persen yoy, dari Rp 371,86 triliun menjadi Rp 402,14 triliun.

“Pertumbuhan bisnis tersebut di­imbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas, serta peningka­tan pencadangan. Sehingga bisnis BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan,” tambah Haru.

Baca juga : Indonesia Raup Transaksi Dagang Rp 26,86 Triliun Di Swiss

Dengan adanya penambahan modal dari Pemerintah, rasio ke­cukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tier 1 BTN mencapai sebesar 16,13 persen atau naik 233 bps per 31 Desember 2022.

Kemudian, perbaikan proses bisnis turut menekan rasio kredit bermasalah (Non-performing Loan/NPL) gross BTN sebesar 32 bps yoy menjadi 3,38 persen. Ra­sio pencadangan (coverage ratio) BTN pun tetap naik sebesar 1.383 bps yoy menjadi 155,65 persen.

“Tahun ini kami menargetkan NPL turun ke level 2,9 persen atau maksimal 3 persen. BTN akan terus melakukan proses bisnis dan perbaikan terhadap kredit bermasalah tahun lalu,” jelas Haru.

Baca juga : Top, Transaksi AgenBRILink Capai Rp 1.297 Triliun

Sementara posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) BTN juga tetap stabil di level 92,65 persen. Di samping itu, rasio kecukupan likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR) berada di level yang sehat sebesar 238,50 persen.

Selanjutnya, di sektor bisnis Unit Usaha Syariah (UUS) BTN juga tak kalah ciamik. Laba ber­sih BTN Syariah tercatat naik 80,12 persen yoy menjadi Rp 333,58 miliar per 31 Desember 2022 dari Rp 185,20 miliar.

Kenaikan laba bersih UUS BTN tersebut ditopang oleh peningkatan pembiayaan syariah dan perbaikan kualitas pembiayaan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.