Dark/Light Mode

Hadapi Tahun 2023 Dengan Optimisme

Indonesia Jadi Titik Terang Dalam Gelap

Rabu, 1 Maret 2023 06:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keynote speech dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2023 bertajuk Menjaga Momentum Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian di Jakarta, kemarin. Pemerintah membuat beberapa kebijakan yang akan menjadi pilar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. (Foto: Ist).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keynote speech dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2023 bertajuk Menjaga Momentum Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian di Jakarta, kemarin. Pemerintah membuat beberapa kebijakan yang akan menjadi pilar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. (Foto: Ist).

 Sebelumnya 
“Yakni, Recovery-Rebuilding, Digital Economy, dan Sustainability, ASEAN diharapkan akan mencapai 16 Priority Economic Deliverables (PED),” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyampaikan pentingnya stabilitas politik dalam pelaksanaan kebijakan untuk menjawab berbagai tan­tangan krisis.

Airlangga menegaskan, In­donesia menjaga ASEAN da­lam 20 tahun terakhir, menjadi region yang betul-betul secara politik stabil. Dan itu karena leadership-nya Indonesia.

Baca juga : Murdaya Po Harap, Usahanya Besarkan Golf Indonesia Diteruskan

“Indonesia dan ASEAN ada­lah the bright spot in the dark (titik terang dalam gelap). Itulah yang mendorong keyakinan. Ketidakpastian ini kita dorong menjadi optimisme,” pungkas Airlangga.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, ada beberapa tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, di atas 5 persen di 2023. Apalagi, tahun ini juga menjadi tahun politik jelang Pemilu 2024.

“Salah satunya datang dari sisi industri manufaktur. Kita tahu, sektor manufaktur mempunyai proporsi cukup besar dalam angka pertumbuhan ekonomi domestik,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Jokowi Harap, Indonesia Juara Industri Otomotif & Juara Balap Dunia

Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan in­dustri manufaktur selalu berada di bawah level 5 persen.

Tantangan lainnya, soal ekspor komoditas yang kian turun, seiring turunnya harga komoditas di pasar internasional.

“Harus ada sektor lapangan usaha lain yang menjadi pe­nopang pertumbuhan ekonomi nasional, misalnya perdagangan. Tetapi upaya mendorong perdagangan juga bergantung pada daya beli masyarakat,” ujarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.