Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Genjot Populasi Kendaraan Listrik
Toyota Dorong Pengembangan Industri Dan Ekosistem Baterai
Selasa, 7 Maret 2023 12:18 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Industri otomotif Indonesia tengah mengalami transformasi menuju era industri yang mengusung semangat dekarbonisasi dan elektrifikasi. Tak hanya melalui kehadiran kendaraan elektifikasi, industri otomotif juga diharapkan mampu mengimplementasikan semangat dekarbonasi pada proses produksi dan berperan dalam pengembangan ekosistem elektrifikasi.
Hal tersebut dikatakan Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam ditemui di sela-sela acara seminar nasional bertajuk “100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, Mewujudkan Indonesia Net-Zero Emission (NZE) yang berlangsung di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, pada Selasa (7/3).
Menurut Bob, Indonesia memiliki tantangan besar untuk menjadi yang terdepan dalam elektrifikasi otomotif di kawasan ASEAN, bersaing dengan negara dengan industri otomotif besar lainnya seperti Thailand dan Vietnam. Karenanya, Indonesia harus memanfaatkan potensi-potensi besar otomotif di era elektrifikasi dari hulu sampai hilir secara seksama dalam sebuah strategi kebijakan dan pengembangan industri otomotif terintegrasi yang memungkinkan percepatan semua teknologi elektrifikasi.
Di hulu, kata dia, Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam, baik untuk pengembangan baterai maupun untuk bauran energi. Indonesia juga memiliki kapasitas industri otomotif yang besar. Di hilir, pasar otomotif Indonesia lebih besar di banding negara-negara lain di ASEAN.
Baca juga : Kebut Ekosistem Kendaraan Listrik, Pemerintah Kasih Bantuan Pembelian Mulai Maret
“Kepentingan seluruh shareholder dan stakeholder, mulai dari tingkat pemerintah, akademisi, industri, hingga pasar harus dilibatkan. Kolaborasi tersebut akan mendorong terciptanya strategi yang komprehensif guna mengakomodir beragamnya kebutuhan kendaraan elektrifikasi maupun kendaraan ramah lingkungan lainnya dengan tetap memperhatikan tujuan dekarbonisasi, dan tetap memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Bob.
Menurut Bob, dengan memiliki potensi cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berpotensi menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel, seperti baterai kendaraan elektrifikasi. Artinya, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk mengembangkan industri baterai yang notabene menjadi salah satu ekosistem utama dari industri elektrifikasi.
Selain itu, kata dia, pengembangan industri baterai elektrifikasi ini juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan bagi industri turunan yang menggunakan bahan baku baterai. Penguasaan pengembangan baterai merupakan salah satu komponen penting dalam penciptaan posisi Indonesia sebagai yang terdepan di era elektrifikasi.
Bob menjelaskan, pengembangan industri baterai tentunya membutuhkan penciptaan pasar untuk baterai tersebut sehingga dapat menarik lebih banyak investasi dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen baterai penting di pasar global. Toyota sendiri berkomitmen untuk mendukung penciptaan pasar baterai ini melalui pendekatan multipathway strategy dengan memperkenalkan dan menyediakan beragam teknologi kendaraan elektrifikasi yang menggunakan baterai bagi konsumen di Indonesia, mulai dari Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).
“Harapannya, dengan semakin banyak kendaraan elektrifikasi yang tersedia dan menarik minat konsumen, maka akselerasi permintaan akan baterai produksi Indonesia akan semakin besar,” katanya.
Baca juga : Ganjar Pranowo Dukung Penguatan Demokrasi Di Era Digital
Strategi industri baterai, industri manufaktur otomotif, dan pengembangan pasar yang terintegrasi merupakan tantangan bersama bagi Pemerintah, industri terkait, dan akademia. Sebagai bagian dari industri otomotif nasional, Toyota Indonesia berkomitmen untuk bersinergi bersama pemerintah dan akademisi melalui kolaborasi Triple Helix (pemerintah, akademisi, dan industri) agar transformasi industri otomotif di era elektrifikasi pada umumnya, dan industri baterai pada khususnya, dapat berjalan mulus.
“Dibutuhkan peran akademisi untuk menyampaikan inovasi-inovasi teknologi yang dapat diterapkan pada proses transformasi tersebut. Sementara dari sisi pemerintah mengenai dukungan komitmen melalui berbagai kebijakan untuk pengembangan ekosistem elektrifikasi,” bebernya.
Pengembangan SDM
Toyota Indonesia menyadari industri elektrifikasi membutuhkan ekosistem yang jauh berbeda dengan kendaraan konvensional. Tidak hanya dalam hal infastruktur pendukung, tapi juga dalam hal rantai pasok atau supply chain dan SDM-nya.
Baca juga : Gelar Rakerda, DPD Papdesi Kalsel Bahas Pengembangan Potensi Desa
Karenanya, dalam kesempatan Seminar Nasional ini, Senin (6/3), Toyota mendonasikan hybrid engine & 3 core component set (transaxle, baterai, & PCU) kepada UNS. donasi ini diberikan oleh Bob Azam yang diterima langsung oleh Dekan Fakultas Teknik UNS.
Toyota Indonesia memandang penting peningkatan keterampilan dan keahlian SDM untuk membangun ekosistem yang handal untuk pengembangan industri xEV kedepan, termasuk dalam pengembangan industri baterai. Pengembangan SDM merupakan salah satu pilar utama industri, termasuk dalam transformasi industri otomotif nasional menuju era netralitas karbon dan industri xEV.
“Kita harus bisa memastikan, SDM Indonesia mempunyai keterampilan dan keahlian yang mampu menghadapi era elektrifikasi, termasuk dalam pengembangan ekosistemnya,” kata Bob.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya