Dark/Light Mode

Bahan Baku Seret, Industri Daur Ulang Plastik Terseok-seok

Jumat, 23 Agustus 2019 21:16 WIB
Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier. (Foto: Kemenperin)
Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier. (Foto: Kemenperin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, salah satu tantangan para pelaku industri daur ulang di dalam negeri adalah pasokan bahan baku. Hal ini karena plastik yang ada berupa sampah yang sulit untuk dipisahkan menjadi bahan baku industri. Seretnya pasokan bahan baku bikin industri daur ulang terseok-seok.

“Kriteria yang dilihat oleh industriawan, yaitu layak recycle atau tidak layak recycle. Garis besarnya yang diukur bahwa bahan baku tersebut bisa menjadi nilai tambah lebih tinggi lagi,” ujarnya saat menyaksikan penandatangan kontrak kerja sama Asosiasi Ekspor Impor Plastik Industri Indonesia (AEXIPINDO) dengan Komite Peduli Lingkungan Hidup Indonesia (KPLHI) dalam pengawasan pengelolaan limbah plastik di Gedung Kemenperin, Jakarta, Jumat (23/8).

Baca juga : Tekan Impor Bahan Baku, Industri Daur Ulang Plastik Obatnya

Selain itu, pasokan bahan baku plastik daur ulang dari luar negeri juga mengalami hambatan, karena ada regulasi yang mewajibkan bahan baku skrap plastik yang diimpor dengan kriteria 100 persen homogen atau tidak ada campuran atau bahan pengotor lainnya. 

“Ketentuan tersebut dirasa sulit untuk dipenuhi oleh pelaku industri daur ulang,” tandasnya.

Baca juga : 7 Pendiri Demokrat Usulkan Darmizal Masuk Kabinet Jokowi

Dalam upaya mengatasinya, Kemenperin menawarkan solusi, yakni sisa produksi yang berasal dari bahan pengotor bahan baku dapat diolah dengan menggunakan mesin insenerator sehingga menghasilkan buangan yang lebih ramah lingkungan. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, implementasi konsep circular economy atau ekonomi berkelanjutan di sektor industri, selain telah menjadi tren dunia, konsep tersebut juga dinilai mampu berkontribusi besar dalam menerapkan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan yang menjadi tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs). “Industri manufaktur berperan penting dan memberikan dampak yang luas dalam mewujudkan circular economy di Indonesia,” terangnya. [DIT
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.