Dark/Light Mode

Perpustakaan Bantu UMKM Mampu Berkompetisi Masuk Pasar Global

Selasa, 21 Maret 2023 17:10 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia yang berubah cepat menuntut perubahan di berbagai bidang. Manusia dipaksa beradaptasi dengan perubahan. Mau tidak mau, diperlukan modal kecerdasan agar tidak tereliminasi dalam disrupsi yang terjadi. 

“Bangsa yang cerdas berkorelasi dengan kesejahteraan. Dan tugas perpustakaan adalah mencerdaskan anak bangsa sesuai amanah yang disebutkan dalam UUD 1945,” ucap Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando, saat menjadi pembicara kunci Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Kota Banda Aceh, Selasa, (21/3).

Kenapa dibutuhkan masyarakat yang cerdas dan literat? Syarif Bando menjelaskan, karena tidak lama lagi Indonesia akan memasuki pesta demokrasi. Saat itu, potensi terjadi disrupsi informasi yang seringkali mengarah ke hoaks, sehingga diperlukan kemampuan literasi agar terhindar dari kesalahpahaman atau pun ketidakmengertian informasi. 

Baca juga : Erick: Krakatau Park Lampung Siap Beroperasi Di Musim Lebaran

Faktanya, Indonesia masih memiliki persoalan literasi. Literasi yang rendah mengakibatkan rendahnya indeks pembangunan manusia, income per kapita juga ikut rendah, dan tidak mempunyai daya saing. 

Dalam tatanan masyarakat, rendahnya literasi juga berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas, kualitas kesehatan yang menurun, hingga angka kemiskinan bertambah. “Rendahnya literasi memberikan multiplier efek persoalan bagi pembangunan,” tambah Syarif Bando.

Kehadiran perpustakaan bukan mengatur tugas dari pertanian, ekonomi kreatif, maupun peran koperasi dan UMKM. Namun, perpustakan menghadirkan buku-buku untuk mencerdaskan orang-orang dengan pengetahuan, karena banyak sekali lapangan kerja yang terbuang dan diambil negara lain karena mereka lebih berani melihat peluang dan pintar. “Harus ada kesadaran,” tegas Syarif Bando.

Baca juga : Membangun Perpustakaan Berarti Mengembangkan Generasi Masa Depan

Karena itu, keberadaan perpustakaan mesti dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat. Apalagi, berabad-abad keberadaan perpustakaan telah menjadi landasan pendidikan, pengetahuan, serta menyediakan akses informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan sesuai perkembangan zaman.

Salah satu sumbangan signifikan yang diberikan adalah penekanan pada inklusi sosial. Perpustakaan berperan sebagai episentrum interaksi sosial, tempat banyak orang belajar dan tumbuh sukses. “Perpustakaan berandil besar membantu UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi di desa-desa sehingga mampu berkompetisi dalam bisnis global,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Amiruddin. 

Peran aktif pemerintah daerah dan semua lembaga yang terkait diperlukan. Mereka harus punya metode baru, konsep, dan teori baru agar UMKM terbantu dalam penyebarluasan produk kreativitasnya. “Dan itu tidak bisa didapat kecuali dengan membaca,” ujar Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar.

Baca juga : Kementan Percepat Gratieks Akses Pasar Ke Eropa

Anggota Komisi X DPR Illiza Sa’aduddin Djamal menambahkan, manusia tidak mendapat ilmu tanpa literasi. Pergeseran makna literasi memang kini tidak sebatas baca tulis, tapi literasi sudah merambah teknologi, budaya, dan sektor lain.

Pada tahun ini, di Aceh akan dibangun Gedung Perpustakan senilai Rp 10 miliar di Kabupaten Aceh Tengah, Simeulue, dan Kota Sabang. Keberadaan Gedung Perpustakaan ini diharapkan bisa meningkatkan indeks literasi masyarakat Aceh, sehingga kesejahteraan mereka juga naik.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.