Dark/Light Mode

Produktivitas dan Kualitas Jagung Lokal Tak Kalah dengan Jagung Impor

Sabtu, 24 Agustus 2019 12:25 WIB
Ladang jagung siap panen. (Foto: Humas Kementan)
Ladang jagung siap panen. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Produksi jagung Indonesia hingga kini dianggap masih layak sekaligus mencukupi ketersediannya untuk menutupi kebutuhan nasional. Produksi jagung nasional juga mampu bersaing di pasar regional. Sehingga janggal jika dikategorikan produksi jagung nasional kalah saing dengan impor.

"Indonesia sudah bisa ekspor (jagung) ke ASEAN, seperti pernah ke Filipina dan Malaysia. Produksi jagung juga dipacu agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Ketua Umum Dewan Jagung Nasional (DJN), Fadel Muhammad, Sabtu (24/8).

Fadel mengungkapkan, terkait produktivitas jagung, Indonesia sebenarnya tidak perlu merasa khawatir. Pasalnya, ada sekitar 22 daerah yang digolongkan sentra jagung tersebar di Tanah Air. "Seperti di antaranya ada wilayah provinsi di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Lampung, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat," ujar Fadel.

Baca juga : Renovasi Dan Peremajaan Fasilitas Di Stasiun Cisauk Tingkatkan Jumlah Pengguna Commuter Line

Menurut Fadel, produksi jagung yang cukup di Indonesia juga menyangkut dengan kehidupan dan kepentingan ketahanan pangan nasional. Termasuk mendukung kemajuan subsektor peternakan. Fadel mencontohkan, dapat saja menjadi awal pengembangan subsektor industri unggas di wilayah sentra jagung, sehingga tidak lagi mengandalkan jagung impor sebagai pakan ternak. Lainnya, dengan mendorong produktivitas jagung nasional akan menyentuh kesejahteraan taraf hidup petani. Mengandalkan jagung impor untuk domestik bakal membuat ekonomi dan pendapatan petani lokal menurun.

"Impor jagung juga memalukan produksi dalam negeri. Jagung Indonesia itu punya banyak varietas unggulan. Wilayah penghasilnya juga banyak," ucap Fadel.

Oleh sebab itu, Fadel mencurigai adanya ulah mafia pangan dan dugaan mencari keuntungan lebih melalui cara tidak wajar dari gencarnya keinginan mengimpor jagung.

Baca juga : Menhub Minta ITS Buat Kapal Wisata yang Bisa Lihat Pemandangan Bawah Laut

Presiden Jokowi pernah mengungkapkan bahwa pada 2018 Indonesia sudah mampu ekspor sebanyak 380 ribu ton. Kemudian, selama 2014-2018, Indonesia juga sudah mampu menekan impor jagung sebesar 3,3 juta ton. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional pada 2014 adalah 19,0 juta ton.

Peningkatan Produksi jagung dimulai pada 2015 dengan menjadi 19,6 juta ton. Tren kenaikan produksi jagung terus berlanjut tahun 2016 menjadi 23,6 juta ton. Lalu tahun 2017 produksi jagung mencapai 28,9 juta ton.

Produksi jagung Indonesia pada 2018 kembali melonjak hingga mencapai 30 juta ton. Sementara kebutuhan pasokan jagung untuk pakan ternak dan industri saat ini di Indonesia mencapai 7,8-11,1 juta ton.  [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.