Dark/Light Mode

APBN Defisit Rp 183,7 Triliun, Sri Mulyani Masih Kalem

Selasa, 27 Agustus 2019 08:15 WIB
Menkeu Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonomi kita terus melemah. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, defisit APBN mencapai Rp 183,7 triliun di Juli 2019. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani berjanji keuangan negara tidak akan jebol gara-gara hal ini.

Angka itu setara dengan 1,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini juga melebar cukup signifikan dari catatan akhir Juni 2019 sebesar Rp 135,75 triliun. 

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, reali sasi defisit ini juga mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Saat ini, defisit APBN sampai dengan 30 Juli 2018 tercatat Rp 151,0 triliun atau setara 1,02 persen terhadap PDB. 

“Juli tahun ini, defisit lebih besar dibandingkan defisit Juli 2018. Penyebabnya, reali sasi belanja tumbuh lebih tinggi dibandingkan pendapatan negara,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu, Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Digugat Kivlan Rp 1 Triliun, Wiranto Tersenyum

Diterangkannya, lebih rinci, realisasi pendapatan sampai Juli 2019 sebesar Rp 1.052,8 triliun atau setara 48,6 persen dari target APBN. Angka ini tumbuh 5,9 persen dari periode sebelumnya. 

Namun begitu, realisasi belanja sampai Juli 2019 juga cukup besar, mencapai Rp 1.236,5 triliun atau setara 50,2 persen target APBN. Angka ini juga tumbuh 7,9 persen dibandingkan periode sebelumnya. 

“Pertumbuhan belanja negara 7,9 persen. Di mana belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Rp 419,9 triliun, atau tumbuh 11,7 persen, dan belanja non K/L Rp 341,6 triliun atau tumbuh 6,4 persen,” ungkap dia. 

Ani mengakui, reali sasi defisit sampai dengan Juli melebihi perhitungannya. Hal ini diakibatkan pertum buhan realisasi belanja yang lebih cepat dibanding penda patan negara.

Baca juga : Raup Laba Rp11 Triliun, Kinerja TelkomGroup Makin Kinclong

“Realisasi defisit tidak se rendah yang tadinya kita ren canakan. Sebab, penerimaan negara lebih lemah dan belanja negara yang sangat kuat,” katanya. 

Kondisi perekonomian global, kata Ani, jadi salah satu faktor yang mempengaruhi postur APBN Indonesia. 

“Sejumlah Negara pun akhirnya menurunkan suku bunga acuannya. Namun, kita harapkan ada ruang untuk dunia usaha tetap menjaga momentum dalam negeri,” ujar Ani. 

Meski begitu, ia memastikan pemerintah akan terus menjaga keseimbangan anggaran pendapatan dan belanja negara tak jebol. Sesuai dengan target awal pemerintah. 

Baca juga : Investasi Rp 3,2 Triliun, Pemerintah Bangun 293.533 Jargas Tahun Depan

“Kita akan terus menjaga kese imbangan anggaran,” kata nya. 

Selain defisit yang melebar, di semester II-2019 ini utang pemerintah juga ikut meningkat. Hingga Juli 2019, pemerintah sudah mengambil utang sebesar Rp 234,1 triliun. Ini mencapai 65,2 persen terhadap target APBN 2019 Rp 359,3 triliun. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.