Dark/Light Mode

Musim Lebaran, Harga Air Galon Bisa Meroket, Angkutan AMDK Tolong Dikasih Dispensasi

Jumat, 7 April 2023 15:16 WIB
Pembatasan operasional terhadap angkutan AMDK, bisa memicu kelangkaan air galon dan air minum dalam kemasan (AMDK) lainnya. (Foto: Antara)
Pembatasan operasional terhadap angkutan AMDK, bisa memicu kelangkaan air galon dan air minum dalam kemasan (AMDK) lainnya. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dikhawatirkan mengalami kelangkaan, yang berujung pada lonjakan harga.

Pasalnya, pembatasan operasional yang ditetapkan pemerintah pada musim arus mudik (19-21 April), arus balik periode 1 (24-26 April), dan arus balik periode 2 (29 April-2 Mei) hanya memberikan pengecualian kepada beberapa komoditas sembako serta bahan penting lainnya seperti BBM/gas, hantaran uang, hewan ternak, pupuk, sepeda motor mudik dan balik gratis, dan barang pokok.

Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) tidak termasuk.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat pun kebat-kebit.

Dalam Koordinasi Rapat Teknis Kemenko Perekonomian mengenai usulan kebijakan angkutan barang selama libur Lebaran pada 5 April lalu, Rachmat mengungkap kekhawatirannya.

Baca juga : Sambut Ramadan, GGN Dukung Ganjar Gelar Tradisi Megengan Di Ponpes Kediri

Dia bilang, pembatasan kendaraan pengangkut air kemasan galon atau AMDK, dapat menyebabkan kekurangan pasokan yang luar biasa. Mengingat industri AMDK memiliki keterbatasan untuk menyimpan produk. Maksimal hanya sekitar dua hari.

Itu pun, sudah dengan asumsi kondisi pabrik beroperasi penuh 24 jam, semua gudang pabrik, distributor, outlet/toko terisi penuh.

Jumlah produk AMDK (kombinasi antara galon dan kemasan botol) yang tidak dapat terdistribusikan ke konsumen, bisa mencapai 139 juta per hari.

Pabrik bisa stop berproduksi, karena produk tidak tertampung. Sehingga, masyarakat akan kesulitan memenuhi kebutuhan AMDK di periode Lebaran, dengan harga terjangkau.

"Karena itu, jika pembatasan tetap diberlakukan, dapat memicu kelangkaan produk di pasar. Harga bisa tak terkendali," kata Rachmat.

Baca juga : Jasaraharja Putera Tanggung Biaya Perbaikan Mobil Diseruduk Singa

Mengutip data ASPADIN 2022, hampir 90 persen produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) berasal dari Jawa Barat dengan jumlah produksi per tahun (nasional) 30,6 miliar liter.

Sebagian besar didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. 90 persen pasokan, membanjiri wilayah Jabodetabek. Sisanya, untuk memasok wilayah Jawa Barat.

Sementara pasokan AMDK di wilayah Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali disuplai dari pabrik-pabrik yang berlokasi di masing-masing wilayah tersebut.

Pabrik di wilayah Jawa Timur dan Bali, juga turut menyuplai produk AMDK di wilayah Indonesia Timur (Sulawesi, Papua, Maluku, Nusa Tenggara).

Sebagian besar pabrik AMDK berada lokasi yang mendekati sumber air, sehingga untuk pendistribusian produknya, menggunakan kendaraan truk sebagai pengangkut utama.

Baca juga : Siaga Banjir, Walkot Makassar Aktifkan Satgas Drainase

Kendaraan ini melintasi beberapa wilayah provinsi, hingga AMDK sampai ke tangan konsumen.

"Hampir 80 persen lalu lintas distribusi produk AMDK berada di Pulau Jawa. Sehingga, pembatasan terhadap angkutan distribusi AMDK sangat berpengaruh terhadap ketersediaan," jelas Rachmat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.