Dark/Light Mode

BNI Kantongi Laba Rp 5,2 T Di Kuartal I-2023

Selasa, 18 April 2023 17:16 WIB
Paparan kinerja BNI kuartal I-2023. (Foto: Ist)
Paparan kinerja BNI kuartal I-2023. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sukses mengantongi laba bersih sebesar Rp 5,2 triliun atau tumbuh 31,8 persen year on year (yoy) pada kuartal I-2023. Kinerja positif tersebut semakin memuluskan agenda transformasi BNI ke depan, sekaligus membuka berbagai potensi bisnis baru.

Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati menyampaikan, pencapaian pada kuartal I-2023 sejalan dengan visi Perseroan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Perseroan terus menjalankan strategi pertumbuhan yang selektif dan terukur agar konsisten menghasilkan pertumbuhan kinerja yang berkualitas.

“Kami bersyukur kinerja kuartal I-2023 ini dapat diawali dengan baik yang tentunya akan membuat kami semakin optimis untuk membukukan kinerja yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” ungkapnya dalam paparan kinerja kuartal I-2023 secara virtual, Selasa (18/4).

Raihan laba tersebut, sambung wanita yang akrab disapa Susi ini, turut berdampak positif pada rasio profitabilitas yang tercermin dari rasio Return on Average Equity (ROAE) yang meningkat dari 14,3 persen di kuartal I-2022 menjadi 15,5 persen di kuartal I-2023, sekaligus pre-tax Return on Asset (ROA) yang juga meningkat dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen.

Dari sisi kredit konsolidasi BNI tumbuh 7,2 persen secara tahunan yoy atau mencapai Rp 634,3 triliun. Perseroan secara konsisten melanjutkan strategi BNI untuk tumbuh pada segmen-segmen prioritas. Yaitu kepada debitur top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif, hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan asas prudential. Dari sisi likuiditas, Perseroan membukukan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,4 persen yoy atau mencapai Rp 743,7 triliun. 

Baca juga : Tancap Gas, Toyota Ekspor 79.796 Mobil Pada Kuartal I-2023

“Strategi pertumbuhan DPK difokuskan pada CASA khususnya CASA transaksional yang kuat melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif. Serta peningkatan kemampuan transaksional terutama pada aplikasi mobile banking dan BNI Direct,” ungkap Susi.

CASA Perseroan, yaitu giro dan tabungan tumbuh 6,9 persen dengan rasio CASA mencapai 69 persen. Pertumbuhan kredit dan CASA tersebut membuat Perseroan mampu mengelola Net Interest Margin (NIM) terjaga pada level 4,7 persen.

Susi menjelaskan, untuk mencapai target bisnis tahun 2023, Perseroan telah menetapkan tujuh kebijakan strategis. Pertama, BNI mengembangkan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, customer experience, dan perluasan partnership.

“Ketiga, BNI fokus pada peningkatan CASA dan Fee Based Income (FBI) yang sustain. Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko,” rincinya.

Kelima, Perseroan melanjutkan Transformasi Human Capital, Culture, dan Operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis. Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, BNI juga mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak.

Baca juga : BTN Siapkan Uang Tunai Rp 25,80 T Untuk Kebutuhan Lebaran

“Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, tentunya kami optimis akan dapat mencapai target bisnis kami di tahun 2023,” sebutnya.

Sementara, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, dinamika bisnis dan ekonomi serta baru pulihnya perekonomian nasional pasca pandemi membuat BNI harus cermat dalam mengidentifikasi dan mendorong mesin-mesin pertumbuhan bisnis yang telah siap untuk melakukan ekspansi. “Hal ini bertujuan untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga dan BNI mampu mengoptimalkan pendapatan dari ekosistem bisnis nasabah, sehingga pencapaian laba dapat sustain ke depannya,” kata Novita.

Novita mengungkapkan, kinerja pertumbuhan kredit pada kuartal I-2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2 persen menjadi Rp 234,0 triliun, diikuti oleh segmen enterprise atau Large Commercial yang meningkat 13,2 persen menjadi Rp 52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8 persen menjadi Rp 50,1 triliun.

Sementara, segmen konsumer secara keseluruhan tumbuh 11,9 persen menjadi Rp 113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2 persen menjadi Rp 44,5 triliun dan tumbuh 8 persen menjadi Rp 54,5 triliun.

BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada komposisi portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir kuartal I-2023 tersisa Rp 45,8 triliun, atau hanya mencapai 7,3 persen dari total kredit, jauh menurun dari kuartal I tahun lalu yang masih mencapai 12 persen dari total kredit.

Baca juga : Ini 4 Target RI Di Hannover Messe 2023

Novita berujar, penurunan ini terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, mengindikasikan bahwa bisnis debitur kembali pulih. 

“Kami bersyukur bahwa portofolio kredit restruktursasi terdampak pandemi terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih,” katanya.

Selain pertumbuhan bisnis yang selektif dan berkualitas, Novita menambahkan bahwa penting bagi Perseroan saat ini untuk menjaga tingkat likuiditas dan permodalan. Pertumbuhan DPK yang sehat terutama dari CASA mampu membawa BNI menjaga posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di level 85,4 persen. 

Indikator kecukupan likuiditas lainnya seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga terus berada pada posisi yang sangat kuat, jauh di atas ketentuan regulator. Sementara itu, tingkat kecukupan permodalan terus meningkat dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 21,6 persen naik 230 bps secara tahunan. 

“Kecukupan likuiditas dan permodalan Perseroan ini menjadi bekal penting untuk terus tumbuh dengan tetap memiliki ketahanan yang kuat dalam mengantisipasi risiko di masa depan, serta menjaga kepercayaan nasabah dan seluruh stakeholders,” ucapnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.