Dark/Light Mode

Indonesia Harus Bersiap Hadapi El Nino

Awas, Inflasi Bikin Jumlah Orang Miskin Makin Banyak

Minggu, 7 Mei 2023 06:45 WIB
Menteri Koor­dinator (Menko) Bidang Ke­maritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram @luhut.pandjaitan).
Menteri Koor­dinator (Menko) Bidang Ke­maritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram @luhut.pandjaitan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Siklus El Nino bakal melanda Indonesia di pertengahan tahun ini. Fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal di Samudera Pasifik ini diprediksi bakal berdampak pada perekonomian Indonesia.

Pemerintah memprediksi, El Nino yang akan melanda Indonesia pada Agustus 2023 bakal membuat banyak daerah menghadapi kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan.

Agar dampak yang ditimbul­kan tidak besar, Menteri Koor­dinator (Menko) Bidang Ke­maritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Kementerian/Lembaga (K/L), dan Pemerintah Daerah bersiap menghadapi kemarau panjang dan melakukan upaya mitigasi menghadapi El Nino.

Baca juga : BNPT Dorong Mitra Deradikalisasi Bagikan Pemahaman Yang Benar Kepada Masyarakat

“Berdasarkan pengalaman di 2015, El Nino berpotensi me­nyebabkan dampak kekeringan yang luas. Termasuk juga keba­karan hutan dan lahan,” terang Luhut melalui unggahan di Instagram pribadinya, @luhut. pandjaitan.

Kondisi tersebut, dipastikan berdampak cukup besar untuk perekonomian karena akan banyak lahan pertanian yang gagal panen dan hasil perkebunan tidak maksimal.

Ditambah lagi, maraknya ke­bakaran hutan yang menimbul­kan efek turunan yang cukup besar, seperti penutupan bandara hingga keterlambatan penerbangan yang berdampak negatif bagi perekonomian masyarakat.

Baca juga : Menkes: RS Vertikal Harus Bebas Bullying, Dirut Kudu Bikin Aturan Tegas

Berdasarkan data Organisasi Meteorologi Dunia, fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir. Namun begitu, El Nino saat ini akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.

Suhu air laut juga telah men­capai rekor tertinggi di 2023 setelah terakhir terjadi pada 2016. Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.

Menurut Luhut, kekeringan dengan waktu yang cukup pan­jang pastinya bakal membuat produksi pangan terdampak, seh­ingga sangat berpotensi meningkatkan angka inflasi khususnya pada komoditas pangan.

Baca juga : Cek Persiapan Hadapi Mudik, Menhub Tinjau Pelabuhan Merak dan Ciwandan

Kondisi tersebut yang harus diantisipasi sejak dini. Karenanya, Luhut meminta seluruh K/L terkait juga Pemda memper­hitungkan segala langkah yang mesti ditempuh, agar pengala­man buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali.

“Setidaknya, sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino,” imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.