Dark/Light Mode

Indonesia Harus Bersiap Hadapi El Nino

Awas, Inflasi Bikin Jumlah Orang Miskin Makin Banyak

Minggu, 7 Mei 2023 06:45 WIB
Menteri Koor­dinator (Menko) Bidang Ke­maritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram @luhut.pandjaitan).
Menteri Koor­dinator (Menko) Bidang Ke­maritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram @luhut.pandjaitan).

 Sebelumnya 
Senada, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indra­wati mengatakan, terjadinya El Nino bisa menyebabkan target pertumbuhan sektor pertanian di 2023 turun ke level 3,7 persen. Dari target 4 -4,2 persen dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) 2023.

Menurutnya, El Nino men­jadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Perlu juga melihat dari sisi siklus kenaikan produktivitas pertanian.

“Pemerintah harus waspada dengan kondisi ini, mengingat Brazil dan Kanada telah mengalami kekeringan dan gagal panen pada tahun 2022 akibat hal tersebut,” ujar Sri Mulyani.

Meski demikian, Bendahara Negara itu memastikan Pemerintah terus melakukan berbagai langkah untuk menopang keterse­diaan pangan, termasuk melalui program ketahanan pangan.

Baca juga : BNPT Dorong Mitra Deradikalisasi Bagikan Pemahaman Yang Benar Kepada Masyarakat

“Semoga kita bisa betul-betul menghindar dari risiko uncon­trollable seperti weather (cuaca) ini,” katanya.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menerang­kan, fenomena El Nino sering berdampak terhadap sektor pangan yang berujung pada peningkatan inflasi secara umum.

Hal ini tidak terlepas dari besarnya porsi sektor pangan terhadap pembentukan inflasi di dalam negeri.

“Ketika sektor ini mengalami kenaikan harga, maka dia akan ikut mempengaruhi keseluruhan inflasi. Dampak terbesar, jumlah masyarakat miskin dan rentan miskin bakal meningkat,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : Menkes: RS Vertikal Harus Bebas Bullying, Dirut Kudu Bikin Aturan Tegas

Dikatakan Yusuf, ketika inflasi bergerak tinggi dan tidak ada langkah yang dilakukan untuk memitigasi kenaikan inflasi tersebut, kondisi ini akan me­nekan konsumsi rumah tangga khususnya pada komponen bahan makanan.

Pemerintah, kata dia, mulai dari sekarang harus melakukan mitigasi dari hulu dan hilir di sektor pangan.

“Jadi, dampak yang ditimbul­kan El Nino tidak akan begitu besar. Termasuk dampaknya ter­hadap inflasi dan ekonomi secara keseluruhan,” tegas Yusuf.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga menilai, El Nino perlu diwaspadai karena jadi ancaman serius ke ekonomi.

Baca juga : Cek Persiapan Hadapi Mudik, Menhub Tinjau Pelabuhan Merak dan Ciwandan

Dia mengatakan, El Nino bisa berdampak signifikan terhadap stok pangan di dalam negeri dan menyebabkan kenaikan inflasi.

Pada 2015, fenomena El Nino menyebabkan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) menca­pai 4,84 persen year on year (yoy). Sementara pada Januari 2016, inflasi harga pangan bergejolak menembus 6,77 persen yoy.

Bhima menuturkan, padahal Januari biasanya inflasi cenderung rendah, tapi El Nino menyebabkan anomali pada awal 2016. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.