Dark/Light Mode

BUMN Karya Terus Disehatkan, Erick Benahi 3 Hal Ini

Kamis, 25 Mei 2023 18:54 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Antara)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, proses konsolidasi demi penyehatan BUMN Karya akan terus berlanjut.

Ada tiga fokus yang akan ditempuh, demi penyehatan BUMN Karya, sesuai pendalaman yang telah dilakukan oleh konsultan Boston Consulting Group (BCG).

“Seperti yang sudah saya bilang, untuk BUMN – BUMN Karya yang akan dilakukan adalah konsolidasi. Itu kan sudah sejak awal sudah ada Roadmap-nya bersama Boston Consulting Group," jelas Menteri BUMN Erick Thohir kepada media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/5).

Erick menjelaskan, ada tiga konteks yang dipelajari untuk penyehatan BUMN. Sesuai pendalaman yang dilakukan oleh konsultan Boston Consulting Group (BCG).

Pertama, terkait pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk membiayai proyek jangka panjang. Faktor ini menyebabkan kebutuhan pembiayaan proyek tidak dapat ditutup oleh sumber pembiayannya.

Kedua, pemerintah melakukan refocusing BUMN Karya. Agar berbisnis sesuai keahliannya.

Erick bilang, BUMN Karya jangan berbisnis tanpa fokus. Apa saja yang diminta, mereka layani atau prinsip palugada.

Baca juga : Suhu Bumi Naik, Pemerintah Disarankan Lakukan 4 Hal Ini

“Artinya, gara- gara rebutan proyek, mereka membanting harga untuk mendapatkan proyek, padahal cashflow - nya tidak ketemu,” ungkap Erick.

Ketiga, yang paling memerlukan perhatian, BUMN Karya cenderung melebarkan bisnisnya ke arah yang bukan keahliannya. Seperti masuk ke industri properti.

"Itu yang kami konsolidasikan dan kami perbaiki," ujar Erick.

Erick menuturkan, penataan BUMN – BUMN Karya itu sudah disusun dalam Cetak Biru. Namun, penataannya sendiri membutuhkan waktu.

Salah satu yang masuk ke dalam Cetak Biru tersebut adalah memastikan proses merger (penggabungan) BUMN-BUMN Karya berjalan.

Ini terutama dilakukan pada BUMN Karya, yang ada di bawah Danareksa.

“Yang di Danareksa itu kecil-kecil. Untuk BUMN besar, contohnya, Hutama Karya, akan bersinergi dengan Waskita Karya. Lalu, PT PP akan bersinergi dengan Wijaya Karya. Itu belum merger. Nanti akan ada anak usaha, sehingga akan memperkuat cash flow,” ujar Erick.

Baca juga : Erick Thohir Dorong BSI Perkuat Keamanan IT

Khusus untuk Adhi Karya, BUMN Karya ini sudah menunjukkan perbaikan kinerja.

“Aset – asetnya Adhi bagus,” katanya.

Pembiayaan

Dalam kesempatan tersebut, Erick juga menyinggung sisi pembiayaan proyek – proyek infrastruktur yang ditugaskan kepada para BUMN Karya tersebut.

Proyek infrastruktur dalam bentuk jalan, dapat menurunkan biaya logistik turun.

Karena itu, demi menurunkan biaya logistik, pemerintah pusat mengalokasikan anggaran Rp 32 triliun untuk mengambil alih perbaikan jalan – jalan provinsi yang rusak, akibat banyaknya truk logistik berbeban berat.

“Artinya, jangan dilihat konteks pembangunan infrastruktur itu sebagai jangka pendek. Tapi, ada tujuan jangka panjangnya. Ada value yang kadang tidak kita sadari. Hanya melihat persepsinya dari utang dan utang saja. Itu utang lancar. Sama dengan orang naik ojek, sewa motor untuk hidup,” papar Erick.

Dia mengambil contoh Korea Selatan, yang mengalokasikan 50 persen dari APBN untuk membangun infrastruktur.

Baca juga : Ketemu Secretary Of The CPC Fujian, Wapres Bahas Investasi

Hal tersebut dilakukan Korea Selatan pada tahun 1960-an.

“Sekarang sudah seperti apa tuh Korea Selatan. Sekarang lihat, jalan tol di Jawa yang dulu banyak dimiliki swasta. Ternyata mangkrak. Hanya jual beli izin. Akhirnya, BUMN yang ditugaskan untuk menyelamatkan. Terjadilah trans Jawa hari ini,” beber Erick.

Menurut Erick, BUMN yang menjalankan pembangunan infrastruktu berbasis utang dalam pembiayaannya, masih tergolong pembiayaan utang lancar. Terutama, jika utang tersebut dibandingkan dengan nilai valuasi BUMN, yang ribuan triliun rupiah.

Bahkan, di tingkat nasional, rasio utang – utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain, dengan dukungan neraca pembayaran yang surplus 54 miliar dolar AS.

“Jadi, jangan nakut-akuti rakyat. Utang yang berjalan lancar, itu baik. Kan di kehidupan kita juga ada. Masyarakat bawah sendiri ada. UMKM ada yang berutang, tetapi lancar. Itu harus kita lindungi,” tandas Erick. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.