Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Bakal Sambangi Markas Eropa Di Brussels
RI-Malaysia Siap Lawan Diskriminasi Sawit Di UE
Jumat, 26 Mei 2023 06:45 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia dan Malaysia Bersama-sama akan menyambangi markas Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, dalam waktu dekat ini. Kedua negara berencana menyampaikan protes terhadap regulasi yang berpotensi menjegal ekspor sawit ke Benua Biru.
Lawatan ke Brussels, dari Pemerintah Indonesia antara lain akan diwakili Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto. Sedangkan Malaysia akan diwakili Menteri Perkebunan dan Komoditas Dato’ Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof. Lawatan akan dilakukan pada 30-31 Mei 2023.
Rencana lawatan ini disampaikan Airlangga saat menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Timor Leste Vincent Piket, di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta.
Dalam pertemuan, Airlangga menyuarakan kekhawatiran Indonesia dan Malaysia, seiring munculnya aturan European Union Deforestation Regulation (UEDR) alias anti-deforestasi Uni Eropa.
“Kami ingin menekankan bahwa EUDR membebani petani kecil, karena mereka harus mematuhi prosedur administratif sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan regulasi tersebut,” tegas Airlangga, kemarin.
Baca juga : Maskapai India Dan Malaysia Siap Mengudara Di Indonesia
Misi gabungan Indonesia-Malaysia ke Markas UE ini merupakan tindak lanjut pertemuan bilateral kedua menteri pada bulan Februari 2023.
Salah satu agenda utamanya adalah untuk menyuarakan kekhawatiran kedua negara terhadap kebijakan anti-deforestasi Uni Eropa.
Kebijakan EUDR dinilai diskriminatif dan akan berdampak negatif pada akses pasar sejumlah komoditas, terutama kelapa sawit ke Uni Eropa.
Dalam misi tersebut akan diidentifikasi langkah-langkah yang dapat ditempuh agar ketentuan tersebut tidak membebani para petani.
Airlangga menjelaskan, peraturan itu dapat mengecualikan peran penting petani kecil dalam rantai pasokan global.
Baca juga : Airlangga: RI-Malaysia Perkuat Kerja Sama Atasi Diskriminasi Sawit
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid yakin pemberlakuan EUDR akan berdampak negatif terhadap kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia.
Arsjad menjelaskan, dalam EUDR disebutkan secara spesifik komoditas yang akan dikenakan regulasi tersebut antara lain minyak sawit, kopi, kayu, kakao, karet, sapi dan kedelai. Sebagian besar komoditas itu merupakan produk ekspor unggulan yang menghasilkan devisa negara.
Di mengapresiasi Presiden Jokowi yang menyampaikan protes di sela pelaksanaan KTTG-7 di Hiroshima, Jepang, belum lama ini.
“Kami sangat menghargai langkah Presiden yang telah menyampaikan protes secara langsung kepada Presiden Komisi Uni Eropa,” kata Arsjad.
Arsjad menekankan pasar Eropa penting bagi Indonesia.
Baca juga : Garuda Siap Kerja Keras Di Hanoi...
“Harus kita akui, pasar Uni Eropa ini cukup besar, karena permintaan mereka atas komoditas pertanian dan turunannya cukup tinggi. Kita harus mempertahankan pasar ini,” ujarnya.
Arsjad menyebut, Kadin dan asosiasi sektor yang terkait dengan ekspor akan bekerja sama dengan Pemerintah, untuk melakukan diplomasi ekonomi dalam menyelesaikan hambatan perdagangan dan pengamanan perdagangan luar negeri Indonesia.
Karena itu, dia meminta eksportir harus memiliki kebijakan, strategi dan pengetahuan mengenai pasar Uni Eropa. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya