Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Stok Minyak Menipis, Jonan Minta Industri Migas Berhemat

Kamis, 5 September 2019 08:56 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan
Menteri ESDM Ignasius Jonan

RM.id  Rakyat Merdeka - Cadangan migas semakin terbatas dan tidak bisa diperbaharui. Sehingga, pemerintah bersama pelaku industri migas harus mengedepankan efisiensi dalam menjalankan bisnis. 

“Tidak ada yang bisa membuat cadangan minyak baru, itu sudah di sana sejak lama. Jadi pendekatan kami adalah efisiensi bisnis migas,” kata Menteri ¬Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat membuka Indonesia Petrolium Association (IPA) ke-43 di Jakarta Convention Center (JCC), kemarin. 

Jonan berpendapat, efisiensi biaya produksi dan eksplorasi penting dilakukan dalam menghadapi situasi perekonomian global yang tak menentu seperti sekarang ini. Pasalnya, akibat situasi tersebut, harga minyak dan gas menurun drastis. 

Baca juga : Soal Subsidi Energi, Menteri Jonan Pilih Yang Tepat Sasaran

“Saya pesan dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) bahwa yang penting melakukan efisiensi daripada biaya produksi atau biaya eksplorasi dengan cara menggunakan teknologi yang lebih up to date,” ujar Jonan. 

Ia berkisah, sekitar 10 tahun lalu, harga minyak dunia pernah menyentuh 120 dolar AS per barel. Kini, harga minyak terpangkas hingga hanya sekitar 58 dolar AS per barel. Harga minyak dan gas dunia saat ini tergantung dari mekanisme pasar dan situasi perekonomian global. 

“Harga minyak adalah harga yang terjadi dengan mekanisme demand and supply, serta pengaruh-pengaruh gejolak politik secara global sehingga harga minyak dan gas tak ada yang bisa menentukan,” ucapnya. 

Baca juga : IndoSterling Aset Manajemen Tawarkan 3 Paket Investasi Plus Beramal

Karena itu, pemerintah, sambung Jonan, terus berupaya menciptakan iklim investasi kondusif bagi industri migas. Di antaranya, dengan menghadirkan kebijakan baru untuk menggenjot eksplorasi. 

Pihaknya, juga telah memasukkan komitmen eksplorasi ketika memberikan keputusan kelanjutan pengelolaan blok migas habis kontrak. Hal ini diperlukan karena kebutuhan dana untuk eksplorasi yang cukup besar ini tidak dapat disediakan APBN. 

Jonan menyebut, saat ini Indonesia memiliki 2,5 miliar dolar AS komitmen kerja pasti dari para kontraktor migas yang dialokasikan khusus untuk eksplorasi. 

Baca juga : GP Jamu: BPOM Banyak Bantu dan Bina Industri Jamu

“Lalu ada kebijakan fiskal, perlahan tapi pasti kami mencoba membuat industri ini kompetitif sebisa mungkin. Saya rasa ini baik untuk operator di sini, karena harga minyak bisa naik dan tak ada yang tahu soal kondisi global, perang dagang,” beber Jonan. 

Selain itu, pemerintah juga mengedepankan soal open data atau keterbukaan data, di mana gratis untuk kontraktor dan sudah ditunggu sejak lama. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.