Dark/Light Mode

John Riady: Indonesia Berpotensi Ekspor Karbon

Senin, 26 Juni 2023 06:26 WIB
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady /Ist
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady /Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku industri diprediksi bakal menjaring lebih banyak peluang investasi untuk mengekspor karbon. Khususnya dalam mempercepat pencapaian target pengurangan emisi karbon 29 persen Indonesia pada 2030. 

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengatakan, jika saat ini Indonesia mengekspor batu bara, minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan lainnya, maka ke depan Indonesia memiliki peluang yang luar biasa besar dalam hal ekspor karbon.

“Kami mengapresiasi upaya Pemerintah mendorong kebijakan melalui pembangunan rendah karbon yang membuka peluang bagi sektor swasta. Ini kesempatan yang sangat baik,” kata John dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/6).

Menurut John, para pelaku industri akan bersama-sama Pemerintah mengurangi emisi karbon untuk menangani perubahan iklim.

Baca juga : Lewandowski Mau Pensiun Di Barcelona

Dia mencontohkan, salah satu kebijakan Pemerintah yang menunjukkan keberpihakan pada pembangunan rendah karbon, yakni mulai memungut pajak karbon untuk bisnis sektor PLTU berbahan bakar batu bara pada April 2022.

“Netral karbon adalah keniscayaan bagi pelaku industri. Mau atau tidak mau, kami harus terlibat dalam upaya ini,” ujarnya.

Apalagi, Pemerintah telah menetapkan target pengikisan emisi karbon sebagai kebijakan yang harus dijalankan semua pihak.

Menurut John, konsep global netral karbon yang merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan emisi karbon di setiap sektor dilakukan melalui mekanisme trading, crediting maupun pajak karbon.

Baca juga : Jokowi Cabut Status Pandemi Covid, Indonesia Resmi Masuk Endemi

Selain itu, gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia dalam kurun waktu tertentu menjadi jejak karbon yang memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia di bumi. Misalnya, kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, cuaca ekstrem, bencana alam, perubahan produksi rantai makanan, dan berbagai kerusakan alam lainnya.

Sementara, melepaskan emisi karbon dari dunia industri membutuhkan cukup waktu lama. Dalam hal ini, menurut John, Pemerintah dan swasta wajib  menyelaraskan strategi pengendalian roda perekonomian agar dapat menolkan emisi karbon.

Karena itu, John menegaskan, Lippo Group menjadikan transisi energi sebagai daya ungkit untuk mendukung upaya Indonesia memperkuat sistem energi global berkelanjutan.

Lippo telah melalui fase transisi energi melalui proses mengubah penggunaan sumber energi berbasis fosil dan tidak ramah lingkungan menjadi penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan seperti panel surya, air, panas bumi dan angin.

Baca juga : Juara Grup A, Timnas Indonesia Bertemu Australia Di Babak Kedua

Selain itu, Lippo Group juga secara bertahap  menerapkan standar ESG (Environment, Social and Good Governance) di perusahaan yang menjadi anak usahanya melalui penggunaan teknologi. Hal itu dilakukan agar dapat mengikis emisi, baik teknologi konservasi air limbah maupun penggunakan pembangkit listrik energi terbarukan.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.