Dark/Light Mode

Pengamat: Kenaikan Harga Acuan Gula 15-16 Ribu/Kg Win Win Solution

Senin, 3 Juli 2023 18:06 WIB
Ilustrasi gula. (Foto: Antara)
Ilustrasi gula. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kenaikan harga gula global yang telah mencapai titik tertingginya dalam 10 tahun terakhir. Kenaikan Harga Acuan Pembelian (HAP) gula menjadi solusi agar ketersediaan gula di konsumen dapat terus terpenuhi. 

Pengamat Ekonomi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky mengatakan, kenaikan HAP gula nasional sebenarnya sudah dibahas di level pemerintah. Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga telah mengisyaratkan kenaikan HAP gula di level produsen sebesar Rp 12.500/kg. Namun, pelaku industri memandang kenaikan dengan jumlah tersebut masih belum cukup. 

“Dengan tingginya harga gula global saat ini, kenaikan HAP gula di level Rp 12.500/kg berpotensi masih belum menyesuaikan dengan kenaikan harga gula level global. Imbasnya, importir gula relatif masih akan mengalami kerugian sekitar Rp 2000/kg," ujar Riefky, Senin (3/7). 

Baca juga : Harga Telur Dan Ayam Bikin Kantong Bolong

Riefky mengatakan, apabila dinaikkan ke level 15-16 ribu/kg relatif bisa mengimbangi kenaikan harga gula di level global, sehingga berpotensi menjaga keseimbangan pasokan akibat mekanisme pasar dengan adanya penyesuaian harga di pasaran. 

Kata dia, kenaikan HAP gula juga harus segera dieksekusi secepatnya. Apabila masih terjadi tarik-ulur, dikhawatirkan sektor gula nasional akan semakin terjerembab. 

“Hal ini tidak lepas dari kondisi iklim global khususnya El-nino yang diprediksi akan terus terjadi hingga awal tahun 2024," terangnya. 

Baca juga : Pemerintah Naikkan Batasan Harga Rumah Yang Bebas PPN, Ini Rinciannya

Kondisi El-nino ini berpotensi mengganggu panen tebu dan juga ketersediaan gula. Terlebih, stok gula industri juga semakin menipis hingga September 2023. 

Kenaikan HAP gula yang tidak sesuai dengan kenaikan tingkat harga di level global berpotensi menimbulkan market distortion, misalnya dalam bentuk penurunan stok akibat sebagian gula konsumsi yang berpotensi digunakan oleh industri kecil. “Di sisi lain, industri besar juga berpotensi untuk menahan stok yang berisiko menimbulkan kelangkaan di level konsumen seiring dengan semakin mahalnya impor," papar Riefky. 

Oleh karena itu, kenaikan HAP gula nasional menjadi potensi solusi yang harus diimplementasikan oleh pemerintah untuk menjaga ketersediaan gula di level konsumen. Pemerintah juga didorong harus belajar dari permasalahan kelangkaan minyak goreng yang pernah terjadi tahun lalu dan membuat kegaduhan di masyarakat. 

Baca juga : MPR Rencanakan Sidang Tahunan Dilaksanakan 15-16 Agustus

“Berkaca dari pengalaman kelangkaan minyak goreng tahun lalu, diperlukan adanya usaha pemerintah untuk menjaga kecukupan stok gula domestik. Potensi kelangkaan gula di dalam negeri memiliki risiko yang relatif tinggi menimbang sudah masuknya tahun politik," pungkas Riefky. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.