Dark/Light Mode

Di Konferensi Sewindu PSN, AP II Ungkap Strategi Asset Recycling di 5 Bandara

Minggu, 30 Juli 2023 13:08 WIB
President Director AP II Muhammad Awaluddin (tengah) menjadi panelis dalam Conference on Strategic Projects PSN, di Jakarta, Rabu (26/7). (Foto: Dok. AP II)
President Director AP II Muhammad Awaluddin (tengah) menjadi panelis dalam Conference on Strategic Projects PSN, di Jakarta, Rabu (26/7). (Foto: Dok. AP II)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Angkasa Pura II (AP II) menjalankan program asset recycling untuk menghadirkan nilai tambah (unlock value creation) di bandara-bandara yang dikelola perseroan.

Demikian disampaikan President Director AP II Muhammad Awaluddin saat menjadi panelis dalam ‘Conference on Strategic Projects (PSN): Sustainable Infrastructure Towards Indonesia Emas 2045’ pada tema ‘How The Private Sector can Unlock Value Creation on Existing Infrastructure?’ yang digelar Rabu (26/7).

Konferensi itu diselenggarakan Kemenko Perekonomian, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), serta bekerja sama dengan Tony Blair Institute. Konferensi tersebut juga bagian dari rangkaian kegiatan Sewindu Proyek Strategis Nasional pada April 2023-Oktober 2023.

Selain President Director AP II Muhammad Awaluddin, hadir juga sebagai panelis Chief Risk Officer of Indonesia Investment Authority Marita Alisjahbana, Country Director Tony Blair Institute Shuhaela Haqim, Representative of GMR Infrastructure Limited Vivek Singhal, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin, serta Prof Danang Parikesit.

Muhammad Awaluddin menerangkan, program asset recycling dijalankan pada aset greenfield dan brownfield. Aset greenfield adalah aset yang belum memiliki alat produksi, misalnya tanah/lahan kosong yang ada di kawasan bandara. Sementara aset brownfield adalah aset yang sudah memiliki alat produksi, semisal gedung terminal penumpang pesawat di bandara. 

Baca juga : Raih Laba Bersih Rp 10,3 Triliun, Bos BNI Ungkap Strategi Tumbuh Secara Selektif Dan Terukur

“Asset recycling yang dijalankan AP II adalah memanfaatkan aset eksisting untuk membangun aset baru guna mengoptimalisasi kinerja bandara, memperkuat konektivitas penerbangan dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis,” ujar Muhammad Awaluddin, dalam keterangan yang diterima RM.id, Minggu (30/7).

Muhammad Awaluddin melanjutkan, saat ini ada 5 bandara AP II yang memiliki potensi untuk diterapkan program asset recycling yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Supadio (Pontianak). 

Di Soekarno-Hatta, asset recycling dilakukan untuk revitalisasi dan pengembangan Terminal 1, 2 dan 3. Selain itu, aset tanah dimanfaatkan untuk pembangunan Terminal 4 pada 2025 - 2027 dan Cargo Village.

“Tujuan dari Asset Recycling di Bandara Soekarno-Hatta adalah peningkatan kapasitas sehingga Bandara Soekarno-Hatta bisa melayani 120 juta penumpang per tahun dan mengakomodir 1,5 juta-2,2 juta ton angkutan kargo. Selain itu, passenger experience juga meningkat sejalan dengan pengembangan fasilitas layanan,” terangnya.

Untuk di 4 bandara lainnya, yakni Sultan Mahmud Badaruddin II, Minangkabau, Sultan Syarif Kasim II dan Supadio, disiapkan revitalisasi dan pengembangan kapasitas bandara serta peningkatan bisnis non-aero.

Baca juga : Di Rakernas III, Puan Bahas Strategi Menang di Jawa Barat dan Sumatra

Implementasi asset recycling di lima bandara tersebut direncanakan dengan menggunakan skema kemitraan strategis antara AP II dengan mitra. “Di Bandara Soekarno-Hatta dilakukan kemitraan strategis antara AP II dengan Indonesia Investment Authority (INA),” ungkap Muhammad Awaluddin.

Dia menuturkan, di dalam menjalankan kemitraan strategis, AP II mempertimbangkan 5 hal. Pertama, kemitraan strategis harus memiliki tujuan utama (key objectives) yang kuat dan berdasarkan analisa menyeluruh. Contoh dari key objectives antara lain untuk aspek finansial, aspek operasional bandara dan aspek keahlian. 

Kedua, asset recycling pada brownfield asset dilakukan juga untuk mendukung pendanaan dalam mengembangkan atau membangun aset baru. 

Ketiga, asset recycling pada brownfield asset, semisal terminal penumpang, pada tahap awal harus diprioritaskan untuk menambah kapasitas. 

Keempat, asset recycling dengan kemitraan strategis di bandara harus ditetapkan apakah di aset tertentu atau secara keseluruhan.

Baca juga : Takeda Komitmen Menurunkan Angka Kematian Akibat Demam Berdarah

Kelima, sebelum program aset recycling dijalankan, harus ada informasi jelas dari stakeholder khususnya yang akan bersinggungan langsung, misalnya: informasi terkait konektivitas transportasi darat dan pembangunan wilayah sekitar bandara. 

Muhammad Awaluddin menambahkan, skema kemitraan strategis ini juga memastikan seluruh aset tetap berada di bawah kuasa AP II. “Kemitraan strategis antara AP II dan mitra strategis ini mendatangkan manfaat seperti struktur permodalan, keahlian, jaringan penerbangan dan sebagainya, dengan tetap aset 100 persen milik AP II,” ujarnya.

Kemitraan strategis juga sudah dijalankan AP II bersama mitra di Bandara Kualanamu. Asset recycling menghadirkan nilai tambah bandara AP II dalam memperkuat konektivitas udara.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.