Dark/Light Mode

Hebat! Industri Tumbuh, Neraca Perdagangan Surpus, Saat Ekonomi Global Melambat

Minggu, 6 Agustus 2023 20:27 WIB
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto. (Foto: Kemenko Perekonomian)
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto. (Foto: Kemenko Perekonomian)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sektor industri yang menjadi kekuatan utama dalam perekonomian nasional, tetap bergerak meski menghadapi berbagai tantangan seperti perlambatan ekonomi global hingga pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto dalam Rapat Koordinasi Pemetaan dan Penanganan Isu Aktual, di Bogor, Kamis (3/8). Ia menyatakan bahwa ekspektasi perusahaan manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli 2023 dengan skor 53,30. 

"Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 38 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Capaian ini menarik mengingat perlambatan ekonomi global," kata Haryo, dilansir laman ekon.go.id, Minggu (6/8).

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kemenko Perekonomian Atong Soekirman (secara virtual) dan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian Feby Setyo Hariyono serta Tim Asistensi Menteri Perindustrian Affan A. Alamudi.

Baca juga : Perkuat Industri Perikanan, KSP Dorong Pembangunan Sistem Rantai Pendingin

Selain itu, industri pengolahan juga masih memberikan kontribusi terbesar pada PDB nasional, yakni tumbuh 4,43 persen (yoy) pada Triwulan 1-2023. Investasi dalam sektor ini juga meningkat, mencapai Rp 270,3 triliun atau naik 17 persen (yoy) pada semester 1-2023.

Partisipasi terhadap realisasi investasi juga cukup besar. Data BKPM menunjukan hingga semester 1-2023 industri pengolahan manufaktur berkontribusi 39,8 persen terhadap total investasi yang mencapai Rp 270,3 triliun atau naik 17 persen (yoy). Angka ini merupakan kontribusi terbesar kedua setelah sektor jasa (41,9 persen) atau Rp 284,1 triliun.

Saat ini, Pemerintah gencar mendorong hilirisasi industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA) untuk memperkuat industri dalam negeri. 

Program hilirisasi ini bertujuan agar produk dalam negeri dapat menggantikan barang impor dan berpartisipasi dalam rantai pasok global.

Baca juga : Usbat Ganjar Sumut Gelar Pelatihan Tahsin Doa Shalat Mayit Bagi Warga Medan

“Terkait kebijakan hilirisasi industri, ini yang sedang betul-betul di setiap kami membuat siaran pers, maupun publikasi terkait industri di Kedeputian 5, kami selalu kaitkan dengan hilirisasi industri yang memang sekarang sedang di dorong Pemerintah,” tutur Jubir Kemenko Perekonomian ini.

Pemerintah juga berfokus pada peningkatan investasi dengan meluncurkan Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA), mengeluarkan Daftar Prioritas Investasi (DPI), dan mendirikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) untuk memudahkan proses berusaha.

Haryo melanjutkan bahwa upaya pemerintah mengantisipasi perlambatan ekonomi global di tahun 2023 akan berdampak pada permintaan global dan ekspor Indonesia. 

Untuk meningkatkan resiliensi perekonomian, Pemerintah menetapkan berbagai kebijakan, termasuk pembentukan Satgas Peningkatan Ekspor, Revisi Peraturan Pemerintah mengenai Devisa Hasil Ekspor (DHE), dan penguatan implementasi Local Currency Settlement (LCS).

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Melesat Pasca Pandemi

Pemerintah sebutnya jugaterus berupaya menjaga resiliensi industri manufaktur dalam menghadapi tantangan baik domestik maupun global. Kebijakan yang diambil antara lain penguatan pasar dalam negeri melalui Bangga Buatan Indonesia, Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta subtitusi impor dan peningkatan ekspor.

“Jadi bagaimana pentingnya kinerja ekspor kita ini tetap terjaga, sehingga kita tetap punya peran walaupun ekonomi global melambat, eskpor kita tetap terjaga sehingga nanti efeknya petumbuhan ekonomi kita juga tetap terjaga,” pungkas Haryo.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.