Dark/Light Mode

Harga Beras Premium Bulog Naik, Tapi Masih Wajar Kok...

Selasa, 12 September 2023 07:20 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (keempat kanan), Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kedua kiri), dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey (kiri) meninjau ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)di Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (8/9/2023). (Foto: Antara)
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (keempat kanan), Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kedua kiri), dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey (kiri) meninjau ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)di Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (8/9/2023). (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Di luar itu, sambung dia, Bulog masih perlu mengamankan harga beras di masyarakat lewat SPHP, yang diperkirakan sampai akhir ta­hun bisa menghabiskan 150 ribu-200 ribu ton beras. Artinya, kata dia, stok beras pada akhir tahun kemungkinan tinggal 750 ribu-800 ribu ton. Ini dengan asumsi, pengadaan dari dalam negeri tidak bertambah signifikan. Jumlah ini bisa cukup, bisa juga tidak.

“Stok beras bisa cukup, jika Bulog di awal tahun 2024 tidak diminta menyalurkan bansos beras lagi,” tuturnya.

Di samping itu, Indonesia akan memasuki masa Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Rama­dan, sehingga stok beras perlu diamankan.

Baca juga : Demokrat Dan NasDem Masih Bisa Akur Aja Tuh

Ia menyarankan, agar tidak gambling, maka sisa kuota beras impor sebesar 0,4 juta ton yang diberikan ke Bulog, sebaiknya segera dieksekusi. “Apalagi di situasi global saat ini, untuk mendapatkan beras impor tidak mudah,” katanya.

Terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, penyesuaian harga batas atas beras SPHP dari Rp 9.450 menjadi Rp 10.900 per kg untuk meningkat­kan petani menanam padi.

“Berdasarkan arahan Presiden, menaikkan harga beras kurang lebih 20 persen. Harapannya, agar petani merasakan gairah untuk menanam padi,” ujar Arief saat meninjau ketersediaan beras SPHP, di wholesale kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Jumat (7/9).

Baca juga : Tenang, Stok Pangan Kita Masih Aman Kok

Ia mengaku, pihaknya sudah lama ingin menyesuaikan harga beras SPHP lantaran adanya ke­naikan biaya produksi sejak akhir tahun lalu. Yakni, dimulai dari harga sewa lahan, harga benih, harga pupuk dan kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) pada September-Oktober tahun lalu.

Namun, Presiden Jokowi secara khusus meminta, agar penyesuaian harga dilakukan belakangan. Karena saat itu harga beras di tingkat konsumen masih mahal.

“Yang dilakukan Pemerintah waktu itu, menaikkan harga GKP (Gabah Kering Panen) menjadi Rp 5.000 per kg, arti­nya pembelian Bulog Rp 5.000. Kemudian harga beli (beras) Rp 8.300 dinaikkan menjadi Rp 9.950 per kg,” ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.