Dark/Light Mode

Sinergi PTPN V-Aiken Jepang Maksimalkan Pemanfaatan EBT Melalui Teknologi EGSB

Senin, 2 Oktober 2023 23:55 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Anak Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara V terus memperluas program pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) melalui pengolahan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) dengan pembangunan pembangkit tenaga biogas.

Teranyar, perusahaan perkebunan dengan komoditas utama sawit yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau itu bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Aiken Kakoki membangun pembangkit tenaga biogas (PTBg) cofiring.

Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko Santosa mengatakan, pembangunan PTBg cofiring tersebut berlangsung di kawasan pabrik kelapa sawit (PKS) Sei Garo, Kabupaten Kampar, Riau.

"Kita sudah menandatangani kesepakatan bersama untuk pembangunan PTBg tersebut bersama Aiken Jepang. Insyaallah akan segera dimulai pembangunannya," kata Jatmiko dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Senin (2/10/2023).

Baca juga : Moeldoko: Bertani dengan Manfaatkan Teknologi Bentuk Neo Marhaen

Pembangunan PTBg dengan kapasitas minimum pengolahan POME sebesar 150 meter kubik per hari itu bersamaan dengan aktivitas riset AIKEN selama dua tahun, lanjut Jatmiko.

Jatmiko bersyukur PTPN V yang dijembatani para peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahaan Negeri Sakura sebagai lokasi penerapan teknologi terbaru dalam pengembangan PTBg.

"Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk terlibat aktif dalam pengembangan EBT menggunakan teknologi Expanded Granular Sludgebeg (EGSB) ini. Kami mendapat informasi bahwa penerapan teknologi ini merupakan yang pertama di dunia," ujarnya.

EGSB sendiri adalah teknologi pengolahan POME yang memanfaatkan bakteri anaerob granular dan merupakan teknologi yang digunakan untuk reaktor EGS.

Baca juga : Penetapan Harga BBM Melalui Persetujuan DPR

Dalam teknologi tersebut, selain memanfaatkan gas metana yang dilepaskan limbah sebagai sumber energi, juga menghasilkan dehydrated sludge berupa produk sampingan yang dihasilkan melalui pengolahan POME.

"Produk sampingan itu diklaim memiliki nilai kalori hingga 5.110 kalori. Nilai itu bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan batu-bara yang rata-rata berkisar 3.600 sampai 4.200 kalori," tambah Kepala Bagian Perencanaan Sustainability dan Teknologi Informasi PTPN V Ifri Handi Lubis.

Untuk itu, Ifri berharap kerja sama dua negara ini dapat berjalan dengan baik. Sehingga semangat pemanfaatan energi baru terbarukan di Holding Perkebunan Nusantara dapat dimaksimalkan di masa mendatang.

Untuk diketahui, saat ini PTPN V menjadi perusahaan perkebunan plat merah terbesar yang memanfaatkan EBT melalui pengolahan POME dengan PTBg.

Baca juga : Komisi VII DPR RI Dukung PCJL Maksimalkan Pengembangan Blok Jabung

Baru-baru ini, keseriusan PTPN V memaksimalkan EBT mendapat penghargaan internasional Asean Energy Awards (AEA) 2023 dalam rangkaian 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum.

PTPN V meraih second runner up untuk kategori Renewable Energi for Cogeneration melalui salah satu pembangkit tenaga biogas terbarunya di Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau.

Hal itu menjadikan PTPN V satu-satunya perusahaan perkebunan milik negara yang mendapat penghargaan tersebut.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.