Dark/Light Mode

Menteri ESDM Genjot Pemanfaatan Energi Tenaga Surya

Kamis, 27 Juli 2023 13:15 WIB
Menteri ESDM, Arifin Tasrif. (Foto: ESDM)
Menteri ESDM, Arifin Tasrif. (Foto: ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia memiliki potensi energi surya lebih dari 3.200 Giga Watt. Namun, pemanfaatannya hanya sekitar 200 Mega Watt. Karena itu, pemerintah akan menggenjot penggunaan tenaga surya.

"Energi solar di kita (Indonesia) ini masih perlu percepatan untuk pemanfaatannya untuk mencapai target bauran energi yang sudah ditetapkan," jelas Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pada acara Indonesia Solar Summit 2023 di Jakarta, Rabu (26/7).

Baca juga : Industri Pengolahan Penyumbang Pajak Terbesar Ke Negara

Menurut dia, banyak negara yang mengembangkan energi surya dan energi angin karena paling cepat. Indonesia juga potensi energi surya sangat besar karena berada di garis katulistiwa dan mempunyai banyak lahan yang tersedia.

"China sudah melakukan penelitiannya sejak 12 tahun yang lalu. Sampai saat ini menjadi negara penghasil produk panel surya yang terbesar di dunia. 90 persen produksi panel surya di dunia itu industrinya ada di China. Total kapasitas produksinya solarnya saat ini kurang lebih 400-500 Giga Watt," jelas Arifin.

Baca juga : Menteri ESDM: Minyak Dan Gas Bumi Masih Berperan Penting Di Era Transisi Energi

Terkait dengan pemanfaatan sumber energi surya yang masih rendah, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa menganalisa, kondisi dua tahun terakhir membuat banyak anggota AESI merasa pesimis atas masa depan PLTS di Indonesia. Kendati demikian, Fabby masih optimis pemanfaatan energi surya di Indonesia akan dapat tumbuh dengan tiga pertimbangan. 

Pertama, PLTS adalah global fenomena dan merupakan pilihan utama bagi negara dan bisnis untuk melakukan dekarbonisasi. "Dalam 5 tahun terakhir kapasitas PLTS secara global tumbuh pesat, di luar perkiraan pada analis dan perencana energi," ujar Fabby.

Baca juga : Menteri Siti Ajak Delegasi USAID Lihat Orangutan Di Tanjung Puting

Alasan kedua, sambung Fabby, PLTS merupakan pilihan teknologi yang paling rasional bagi Indonesia untuk mencapai dekarbonisasi di 2060 atau lebih awal karena ketersediaan sumber daya yang mencapai 3300 GW, sifatnya yang modular dan cepat dipasang, dan harganya yang semakin terjangkau.

Terakhir, guna mencapai target Just Energy Transitions Partnership (JETP) di 2030, maka kapasitas energi terbarukan harus bertambah 35 Giga Watt dengan PLTS mencapai 20,6 Giga Watt.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.