Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

E-Commerce Ribet

UKM Lebih Senang Berjualan Di Media Sosial

Kamis, 3 Oktober 2019 10:36 WIB
Pengusaha UKM. (Foto : istimewa)
Pengusaha UKM. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perkembangan industri e-commerce di dalam negeri belum berhasil menarik banyak usaha kecil dan menengah (UKM) untuk masuk ke dalamnya. Alasannya, jualan di e-commerce masih ribet.

UKM lebih senang jualan di media sosial atau medsos karena lebih mudah. Demikian hasil survei terbaru startup logistik Paxel tahun 2019. Menurut riset ini, platform yang paling sering digunakan adalah WhatsApp (84 persen), Instagram (81 persen), Shopee (53 persen), Facebook (36 persen), disusul dengan Tokopedia (29 persen) dan Bukalapak (18 persen).

COO Paxel Zaldy Ilham Masita mengatakan, hasil survei yang diikuti oleh lebih dari 535 penjual online ini, merupakan pandangan baru dan perubahan perilaku dalam bisnis di era digital.

Baca juga : Rossi Disebut Masih Berpeluang Juara Dunia MotoGP

Menurutnya, survei seperti ini belum pernah dilakukan oleh pemerintah RI. “Ada perubahan perilaku dari UKM-UKM kita. Data Bank Indonesia menyebut ada kenaikan bisnis online 150 persen, tapi hanya e-commerce. Sementara yang di medsos belum pernah disurvei. Makanya hasil survei ini adalah suatu fenomena baru,” ujar Zaldy di Jakarta, kemarin.

Survey tersebut mencatat, 33 persen dari 535 responden berbisnis kurang dari 1 tahun (beginner seller). Kemudian 33 persen responden sudah berbisnis lebih dari 1 hingga 2 tahun (ex- perienced seller) dan 34 persen responden sudah berbisnis lebih dari 2 tahun (veteran seller).

Dari kategori tersebut, 87 persen responden menggunakan lebih dari satu platform. Umumnya mengkombinasikan media sosial dan situs e-commerce.

Baca juga : China Diselimuti Masalah Jelang Perayaan Hari Nasional

Zaldi mengatakan, dari hasil survei tersebut menunjukkan UKM lebih memilih media sosial karena salah satunya akrab di kehidupan sehari-hari. Sementara jualan di e-commerce dinilai masih rumit. “Biasanya yang menggunakan e-commerce adalah yang sudah lebih siap order dengan kapasitas yang lebih besar. Mungkin juga secara infrastruktur e-commerce jauh lebih rumit,” ucapnya.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil survei juga ditemukan kepemilikan toko fisik pada era digital dirasa tidak lagi relevan. Sebanyak 83 persen dari 535 respon- den survei ini tidak memiliki toko fisik sebagai tempat berjualan.

Adapun sekitar 14 persen penjual online yang pernah memiliki toko fisik. Namun memilih menutup tokonya dan beralih ke platform online di media sosial maupun e-commerce.

Baca juga : Cerita Pimpinan Perusahaan Indonesia di Ethiopia

“Sekarang dengan adanya situs e-commerce dan media sosial yang memfasilitasi, 83 persen responden akhirnya tercatat secara eksklusif hanya jualan di online. Masih ada yang tetap mengguna- kan toko fisik, tapi sebagai galeri, sebagai pemotretan, dan sebagai gudang,” kata Zaldy.

Ia mengatakan, para UKM mengaku mendapat pendapatan yang lebih tinggi dengan berjualan online ketimbang di toko fisik. Pun sesuai dengan perkembangan zaman, dapat menekan biaya operasional dan merasa berjualan offline lebih menyulitkan.

“66 responden yang memiliki toko fisik mengaku pendapatan dari berjualan online sudah melebihi pendapatan dari toko fisik. 67 persen responden yang pernah punya toko fisik mengaku beralih ke online secara eksklusif karena hasilnya jauh lebih menguntungkan,” tegas Zaldy. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.