Dark/Light Mode

Harga Rumah Di Bawah Rp 2 Miliar Naik, BTN Sebut Momentum Positif Dongkrak Kinerja

Rabu, 15 November 2023 10:58 WIB
BTN mencatat harga rumah secara nasional mengalami kenaikan tertinggi sejak pandemi per triwulan III-2023. (Ilustrasi Istimewa)
BTN mencatat harga rumah secara nasional mengalami kenaikan tertinggi sejak pandemi per triwulan III-2023. (Ilustrasi Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Housing Finance Center (HFC), lembaga riset milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mencatat harga rumah secara nasional mengalami kenaikan tertinggi sejak pandemi per triwulan III-2023.

Rumah di bawah Rp 2 miliar menjadi penyumbang terbesar kenaikan tersebut.

Dalam riset yang dirilis HFC menyebutkan, indeks harga rumah (House Price Index/HPI) untuk triwulan III-2023 mencapai sebesar 211,9 atau mengalami pertumbuhan tertinggi setelah pandemi sebesar 8,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau Tipe 70 dengan harga berkisar Rp 500 juta-Rp 1 miliar yang mencatatkan kenaikan sebesar 12 persen yoy pada triwulan III-2023.

Baca juga : Hari Pahlawan, PTPN Pembentuk PalmCo Komit Perangi Kebodohan

Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar menuturkan, kenaikan harga rumah tersebut menjadi menjadi refleksi peningkatan permintaan rumah di masyarakat.

“Kami menilai kondisi ini akan bertahan hingga akhir tahun sejalan dengan insentif PPN DPT dari Pemerintah untuk rumah di bawah Rp 2 miliar. Kondisi ini tentunya menjadi momentum pertumbuhan positif bagi BTN,” kata Hirwandi di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Selanjutnya, riset HFC BTN juga menyebutkan kenaikan harga rumah tersebut juga disumbang oleh rumah ukuran kecil atau tipe 36 dengan harga di bawah Rp350 juta. HFC mencatat harga rumah tipe 36 tumbuh 8,4 persen yoy.

Sementara itu, berdasarkan data BTN, komposisi penyaluran KPR untuk harga di bawah Rp2 miliar paling banyak di Provinsi Jawa Barat atau sekitar 44 persen.

Baca juga : Cakra Buana Depok Gelontorkan Beasiswa Rp 8,1 Miliar Untuk Bidang Futsal

Kemudian, penyaluran KPR terbanyak disusul Provinsi Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah. Untuk luar Pulau Jawa, pada pulau Sumatera, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Utara menduduki posisi tertinggi untuk penyaluran KPR di BTN.

“Untuk provinsi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur,” rinci Hirwandi.

Ia menambahkan, selama delapan bulan pertama tahun ini, BTN juga telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik Subsidi maupun Non-Subsidi sebesar Rp 27,5 triliun atau tumbuh 17,9 persen yoy.

Kenaikan tersebut tercatat masih berada di atas rata-rata industri. Berdasarkan data Bank Indonesia, KPR secara nasional tumbuh 12,3 persen yoy di September 2023, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya atau per Juni 2023 sebesar 10,6 persen yoy.

Baca juga : Achsanul Qosasi BPK Disebut Di Sidang BTS

Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dalam risetnya mengatakan, pihaknya mempertahankan rekomendasi beli untuk BTN dengan target price Rp1.800.

Kresna memproyeksikan, laba bersih BBTN di tahun 2023 dapat menyentuh Rp 3,37 triliun atau tumbuh 10,7 persen dari periode tahun sebelumnya.

“Dengan asumsi tersebut, ROAE diperkirakan dapat mencapai 12 persen di tahun ini,” pungkas Kresna.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.