Dark/Light Mode

Wow! Pemerintah Gratiskan Bea Masuk Mobil Listrik CBU Hingga Akhir 2025

Jumat, 15 Desember 2023 21:42 WIB
Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Dwi Pambudo)
Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Dwi Pambudo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi, Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan adanya tambahan paket insentif baru untuk mempercepat Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. 

Salah satunya dengan menggratiskan bea masuk, PPnBM 0 persen, hingga pengurangan pajak daerah. 

Bea masuk tak hanya digratiskan untuk Completely Knock Down (CKD) dengan TKDN <40 persen. Tapi juga untuk impor KBLBB dalam keadaan utuh atau Completely Built-Up (CBU). 

Hal itu tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.79 Tahun 2023. Perpres terbaru bertujuan untuk mendorong kapasitas produksi kendaraan listrik (EV) di tanah air.

“Ini adalah win-win program yang cukup progresif untuk Indonesia dan investor," kata Rachmat.

Baca juga : Top! Pertamina Raih 2 Penghargaan DiktiRistek 2023

Paket insentif mobil listrik ini, sebutnya diberikan untuk membangun economic of scale untuk pasar kendaraan EV di Indonesia.

“Bagaimana memberi insentif ketika pasar belum terbentuk?" tanya dia.

“Oleh karena itu pemerintah memberikan peluang kepada investor untuk membangun pabrik EV di Indonesia, dan pada saat yang sama sebelum pabrik beroperasi, mereka dapat memasarkan produk import EV mereka di Indonesia dengan harga yang lebih kompetitif,” sambungnya.

Berlaku Sampai Akhir 2025

Ia menegaskan bahwa produsen EV hanya dapat menikmati paket insentif impor ini hingga akhir 2025. 

Selanjutnya, produsen wajib memenuhi ketentuan produksi EV di dalam negeri atau “hutang produksi” hingga akhir 2027, sesuai dengan ketentuan TKDN yang berlaku.

Baca juga : Temui Ketua Sinode GMIT, Ganjar Dapat Masukan Soal Pendidikan Hingga Infrastruktur

Diharapkan, paket insentif tambahan ini akan mendukung percepatan adopsi EV dengan menghadirkan lebih banyak pilihan variasi produk EV dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

“Ada dua hal yang kita perlu kita perhatikan opsi dan affordability. Saat ini opsi EV yang tersedia masih terbatas, dan belum dapat memenuhi permintaan pasar Indonesia,” jelas Deputi Rachmat. 

Menurutnya, industri otomotif tanah air perlu bergegas bertransformasi dan menangkap peluang tren global di tengah tren permintaan EV global yang meningkat.

"Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk menjadi pusat produksi dan rantai pasok kendaraan ramah lingkungan di Asia Tenggara,” imbuh Deputi Rachmat. 

Indonesia Kalah Saing Dengan Thailand

Diketahui penjualan mobil listrik global saat ini telah mencapai 14 persen dari total penjualan mobil global. Melonjak dari 3 juta mobil listrik di 2020 ke 10 juta mobil Listrik di 2022 (IEA, 2023). 

Baca juga : Anak Berkewarganegaraan Ganda Masih Punya Kesempatan Jadi WNI Hingga 31 Mei 2024

Namun saat ini, kapasitas manufaktur EV Indonesia tertinggal dari negara tetangga. Tercatat kemampuan produksi Indonesia mencapai 34.000 mobil, 2.480 bus dan 1,45 juta sepeda motor per tahun. Sementara, kapasitas produksi kendaraan listrik di Thailand mencapai 240.000 unit per tahun.

Indonesia menargetkan dua juta mobil penumpang kendaraan listrik dan 13 juta sepeda motor listrik yang mengaspal pada tahun 2030. 

Sebelumnya pemerintah hanya memberikan insentif bagi mobil listrik yang sudah dirakit secara lokal dengan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) minimal 40 persen, berupa potongan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 persen.

Dua model mobil listrik yang menikmati potongan PPN 10 persen adalah Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV. Baru dua model tersebut yang sudah dirakit secara lokal dengan nilai TKDN di atas 40 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.