Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Mampu Bersaing Di Kancah Internasional
Adhi Karya Dan PP Mumpuni Garap Proyek Perkeretaapian
Senin, 15 Januari 2024 07:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP meraih kepercayaan menggarap proyek perkeretaapian di Filipina, karena sudah berpengalaman. BUMN Karya tersebut diyakini sudah mumpuni bersaing di kancah internasional.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno meyakini, BUMN Karya memiliki pengalaman yang mumpuni dalam mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur perkeretaapian.
Misalnya, kata dia, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, yang mengerjakan proyek LRT (Light Rail Transit) Jakarta, yang berlokasi di Rawamangun-Kelapa Gading.
Lalu, BUMN sektor kereta api seperti PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA juga pernah membuat kereta untuk memenuhi kebutuhan di Filipina.
Baca juga : Survei Lembaga Internasional: Selangkah Lagi, Prabowo Meraih Kursi Istana
“Begitu juga Adhi Karya, yang belum lama ini menyelesaikan proyek LRT Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi), yang kini sudah beroperasi. Artinya, pengalaman yang dimiliki BUMN ini bisa dipercaya,” ujar Djoko kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Djoko, perolehan kontrak di Filipina tersebut susah sesuai dengan kemampuan dan lingkup bisnis perusahaan, yang memang bergerak di bidang penyediaan atau pembangunan fasilitas kereta api.
Sebagai informasi, Adhi Karya dalam proyek LRT Jabodebek berperan dalam pembangunan jaringan kereta ringan sepanjang 44 kilometer (km).
Terdiri dari 3 koridor, yaitu Harjamukti (Cibubur)-Cawang-Jatimulya (Bekasi Timur)-Cawang dan Cawang-Dukuh Atas, dengan total 18 stasiun.
Baca juga : Prabowo Berkacak Pinggang, Interupsi Anies Salah Data Dan Terlalu Teoritis
Selain itu, ruang lingkup pekerjaan Adhi Karya juga meliputi pekerjaan struktur, railways system, persinyalan, serta stasiun dan depo.
“Mereka (Adhi Karya) juga bangun jalur kereta, termasuk terowongan. Lalu, bangunan stasiun juga pernah dilakukan. Ada juga proyek MRT (Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu),” katanya mencontohkan.
Ia pun berharap, dengan diperolehnya proyek tersebut, tak hanya melebarkan sayap bisnis perusahaan ke kancah global. Tetapi juga mampu memberikan dampak positif pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
“Semoga di Filipina tidak ada praktik return fee. Sehingga keuntungan yang didapat pun juga lebih besar,” harapnya.
Baca juga : Sambut 2024, Pertamina International Shipping Siap Tambah Armada Tanker
Pasalnya, di Indonesia masih ada praktik return fee atas suatu proyek yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap para kontraktor. Adapun bentuk return fee tersebut berupa cash back.
“Sayang sekali kan, praktik seperti itu masih terjadi,” sesalnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya