Dark/Light Mode

Harganya Naik Lagi

Urusan Beras Belum Beres

Selasa, 30 Januari 2024 08:35 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menyapa warga saat mengunjungi Pasar Mungkid, Magelang Jawa Tengah, Senin (29/1/2024). Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi berdialog dengan sejumlah pedagang sekaligus memantau harga sembako. (ANTARA FOTO /Anis Efizudin/wpa)
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menyapa warga saat mengunjungi Pasar Mungkid, Magelang Jawa Tengah, Senin (29/1/2024). Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi berdialog dengan sejumlah pedagang sekaligus memantau harga sembako. (ANTARA FOTO /Anis Efizudin/wpa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah berbulan-bulan urusan beras masih belum beres juga. Bukannya turun, harga beras malah naik lagi.

Kenaikan harga beras ini juga diakui oleh Presiden Jokowi usai blusukan ke Pasar Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1/2024). Saat blusukan, Jokowi didampingi Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.

Kedatangan Jokowi disambut pedagang dan masyarakat setempat. Eks Wali Kota Solo itu kemudian langsung menghampiri pedagang dan menanyakan kondisi harga sejumlah bahan pokok seperti beras, cabe, hingga bawang merah.

Baca juga : Pengamat Nilai Jokowi Terlihat Ingin Terafiliasi Ke PSI

“Saya sudah hampir dua minggu enggak pernah masuk pasar, saya ingin cek di Pasar Magelang,” ujar Jokowi.

Berdasarkan pengamatannya, harga-harga kebutuhan pokok di Pasar Mungkid terpantau stabil. Cabe rawit misalnya, berada pada harga Rp 30 ribu per kilogram.

“Ya hampir semuanya baik, cabe rawit sekarang sudah di harga 30 ribu per kilogram, bawang merah di 20-22 ribu per kilogram. Paling ada kenaikan sedikit beras, yang lain enggak,” jelasnya.

Baca juga : Meutya Hafid: Indonesia Terus Perkuat Alutsista Seluruh Matra

Menurut Jokowi, harga beras sedikit naik karena saat ini belum masuk masa panen raya. Kepala Negara pun meyakini bahwa harga beras akan turun ketika stoknya melimpah.

“Ya belum panen raya. Nanti produksinya melimpah pas panen raya, pasti harganya juga turun,” tandasnya.

Hal senada dikatakan, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi. Dia menyebut, tingginya harga beras ditengarai terlambatnya masa tanam yang berakibat pada terlambatnya panen dan produksi. “Situasinya sedang dapat tekanan dari produksi. Sebagian petani kita telat tanam, baru Januari nanam,” ungkap Bayu.

Baca juga : Perusahaan Smelter Jangan Ugal-ugalan

Bahkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), stok beras dalam negeri diperkirakan defisit 2,7 juta ton pada periode Januari-Februari 2024. Selain itu, harga pupuk yang masih tinggi juga menjadi pemicu mahalnya harga beras nasional. Kondisi ini salah satunya dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina.

Belum lagi, lanjut dia, adanya gangguan rantai pasok akibat adanya konflik di kawasan Laut Merah yang menggangu pelayaran di Terusan Suez, rute laut tercepat di Asia dan Eropa. “Ini menambah waktu dan biaya, mendorong harga naik,” sesal Bayu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.