Dark/Light Mode

Pabrik Pemurnian Mineral Meledak Lagi

Perusahaan Smelter Jangan Ugal-ugalan

Senin, 22 Januari 2024 07:20 WIB
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus meledaknya tungku pemurnian mineral (smelter) kembali terulang. Kali ini, tungku smelter milik perusahaan asal China PT Sulawesi Mining Investment (SMI) meledak pada Jumat (19/1/2024). Dengan demikian, dalam kurun sebulan ini, telah terjadi tiga kali ledakan smelter.

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengaku heran kasus yang sama terulang lagi di dalam Kawasan PT Indonesian Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.

Dia pun bertanya-tanya, apakah kecelakaan smelter ini menunjukkan bahwa smelter milik China buruk.

Baca juga : Waspada Pertumbuhan Ekonomi Kita Terganggu

“Ledakan smelter yang beruntun ini mencerminkan bahwa tata kelola usaha industri smelter tidak sebaik yang digembar-gemborkan,” kata dia, Minggu (21/1/2024).

Sebelumnya, kebakaran dan ledakan hebat menimpa smelter milik PT Indonesia Tsinghan Stainless Steel (ITSS) pada Minggu (24/12/2023) dan PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) pada Kamis (28/12/2023).

Ledakan smelter di PT ITSS menyebabkan 21 pekerja meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Baca juga : Tolak Isu Pemakzulan, Prakarsa Aktivis Pro Persatuan Serukan Pemilu Damai

Adapun PT SMI, PT ITSS, dan PT GNI, tiga-tiganya dimiliki investor asal China.

Untuk itu, dia meminta Pe­merintah bertindak tegas dan segera mengaudit seluruh ­smelter China yang ada di kawasan PT IMIP.

Evaluasi ini dalam rangka ­memastikan izin usaha industri yang diberikan benar-benar dijalankan secara aman dan benar-benar sesuai standar protokol kesehatan dan keselamatan kerja.

Baca juga : BP2MI Tegur Keras Perusahaan Penempatan Yang Bikin Pekerja Migran Sengsara

“Kita khawatir dengan berbagai kemudahan dan insentif baik fiskal maupun nonfiskal yang telah diberikan, perusahaan smelter ini justru lalai dan ugal-ugalan dalam menjalankan tata kelola industri. Akhirnya yang jadi korban adalah pekerja,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.