Dark/Light Mode

BI Pede Hadapi Tantangan Pasar Keuangan Global

Keberhasilan Kita Jaga Ekonomi Patut Disyukuri

Kamis, 1 Februari 2024 07:10 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Foto: Antara)
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah optimistis bisa menghadapi tantangan pasar keuangan global tahun ini. Proses pemulihan ekonomi juga bakal berjalan sukses.

“Keberhasilan Indone­sia menjaga proses pemulihan ekonomi patut disyukuri. Pemu­lihan tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tingkat inflasi rendah dan nilai tukar rupiah menguat,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Perry mengatakan, optimisme diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan tahun ini. Antara lain, meningkatnya tensi geopolitik yang berpotensi me­nahan proses disinflasi dan risiko perlambatan ekonomi global yang lebih tajam.

Baca juga : Bos BI Optimis Hadapi Tantangan Pasar Keuangan Global

Menghadapi hal tersebut, BI telah meluncurkan inovasi dan program transformasi berbasis teknologi dan digitalisasi. Yang paling penting lagi, kolaborasi juga menjadi kunci menghadapi tantangan, termasuk menghadapi volatilitas tahun 2024.

Menurut Perry, ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India tetap kuat didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan ekonomi China melambat seiring dengan melemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi, sebagai dampak lanjutan dari pelemahan kinerja sektor properti serta ter­batasnya stimulus fiskal.

Sementara, penurunan inflasi di negara maju termasuk AS ber­lanjut, meski masih berada di atas sasaran.

Baca juga : Kemendagri Tuntaskan Tunggakan Beasiswa Siswa Unggul Papua

Siklus kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju termasuk Fed Funds Rate diper­kirakan telah berakhir, meski masih bertahan tinggi pada se­mester I-2024 dengan kemung­kinan akan mulai menurun pada semester II-2024.

Imbal hasil atau yield obli­gasi pemerintah negara maju, termasuk US Treasury menurun secara gradual. Namun masih berada di level tinggi, sejalan dengan premi risiko jangka panjang term premia terkait besarnya pembiayaan fiskal dan utang Pemerintah AS.

Tekanan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia, termasuk negara-negara emerging markets juga berkurang.

Baca juga : Ketemu 4 Mata Dengan Sri Sultan, Mentan Bahas Ekonomi Dan Pertanian

Perkembangan tersebut men­dorong berlanjutnya aliran ma­suk modal asing dan mengurangi tekanan pelemahan nilai tukar di emerging markets.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.