Dark/Light Mode

Gelar MIF 2024, Bank Mandiri Bakal Undang 200 Investor Luar Negeri

Rabu, 21 Februari 2024 13:19 WIB
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim (kiri) Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria (tengah) dan Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro berbincang berbincang usai konferensi pers Road to Mandiri Investment Forum MIF 2024 di Jakarta, Rabu (21/2/2024). (Foto: AMA/Rakyat Merdeka)
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim (kiri) Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria (tengah) dan Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro berbincang berbincang usai konferensi pers Road to Mandiri Investment Forum MIF 2024 di Jakarta, Rabu (21/2/2024). (Foto: AMA/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bersama anak usahanya Mandiri Sekuritas bakal menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024, yang ditargetkan mampu menjaring hingga 20 ribu peserta dan 200 investor dari berbagai negara yang memiliki dana kelolaan hingga sekitar 12 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 187,8 kuadriliun. Diharapkan, kegiatan tahunan tersebut mampu mendongkrak keran investasi masuk ke Tanah Air.

Acara yang melibatkan berbagai investor dan pembicara dari dalam dan luar negeri ini rencananya akan berlangsung selama lima hari mulai dari tanggal 4-8 Maret 2024, dengan rangkaian acara yang terdiri dari Macro Day, Investment Day, Site Visit, dan Corporate Day.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria mengatakan, berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri sektor manufaktur memiliki kontribusi yang terbesar terhadap PDB, namun kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20 persen sebelum pandemi menjadi 18 persen. 

“Revitalisasi sektor manufaktur sangat penting karena, sebagian industri pada sektor ini dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar,” jelasnya dalam konferensi pers pelaksanaan MIF di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Baca juga : Investasi Bakal Deras Masuk Ke Indonesia

Sementara sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi. “Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” ucapnya.

Tak hanya itu, tahun ini MIF juga akan membahas mengenai tren terkini dalam digitalisasi yaitu perkembangan Artificial Intelligence (AI). Pesatnya teknologi AI menciptakan peluang efisiensi ekonomi namun juga menciptakan risiko tergantikannya beberapa jenis pekerjaan, di mana dampaknya terhadap ekonomi perlu diantisipasi. 

“Melalui tema yang relevan dengan situasi ekonomi saat ini, ribuan investor lokal dan internasional juga akan turut menghadiri MIF 2024 secara offline maupun daring,” katanya.

Senada, Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim mengatakan, MIF 2024 merupakan wujud dari komitmen berkelanjutan Mandiri Sekuritas untuk memberikan layanan akses informasi strategis yang lengkap serta kesempatan mengembangkan bisnis dan investasi bagi para klien dan investor. 

Baca juga : Bank Mandiri Komit Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 301,77 Triliun

Untuk MIF 2024, Mandiri Sekuritas melalui Site Visit dan Corporate Day akan menghadirkan 200 investor, yang berasal dari berbagai negara. Seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat (AS) dengan total dana kelolaan sekitar 12 triliun dolar AS atau setara Rp 187,8 kuadriliun.

“Sebagai Investment Forum terbesar di Indonesia kami terus melihat MIF sebagai salah satu ajang pendukung pertumbuhan investasi lokal maupun asing di Indonesia, dan perekonomian nasional secara umum di tengah perkembangan lingkungan bisnis domestik serta global yang dinamis,” jelas Silva.

Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, ekonomi Indonesia selama 2023 masih sangat resilien di tengah berbagai gejolak global yang terjadi. Ekonomi global saat itu terkendala inflasi dan suku bunga tinggi di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah. 

Meski begitu, perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5 persen didukung stabilnya permintaan domestik, meski harus berjuang di tengah risiko global. "Ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Menurut Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi," ungkapnya.

Baca juga : Mantap Melihat, Bank Mandiri Taspen Gelar Operasi Katarak

Untuk itu, Pemerintah berperan dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga, misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak. “Secara keseluruhan, dengan fundamental perekonomian domestik yang kuat, kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06 persen di tahun ini,” katanya. 

Menurut Andry, topik dan pembicara pakar yang hadir di MIF 2024 akan dapat memberikan gambaran positif mengenai peluang yang bisa dicapai di tahun ini. 

Apalagi, MIF 2024 akan menghadirkan pembicara-pembicara global terkemuka di bidang geopolitik seperti Oriana Skylar Mastro, Center Fellow at the Freeman Spogli Institute for International Studies and Courtesy Assistant Professor of Political Science at Stanford University dan James Robinson, Professor at Harris School of Public Policy, University of Chicago.

Di bidang makroekonomi, MIF 2024 juga menghadirkan pembicara internasional seperti Professor of Economics, University of California Maurice Obstfeld,  Adjunct Professor of Economics serta London Business School Linda Yueh dan Head of  APAC Credit and Fixed Income Research BlackRock Manjesh Verma. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.