Dark/Light Mode

Chandra Asri Targetkan Pembangunan Pabrik Bahan Baku Baterai EV Selesai 2027

Kamis, 29 Februari 2024 19:00 WIB
Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat Chandra Asri Group, Suryandi. (Foto: Aditya/RM.id)
Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat Chandra Asri Group, Suryandi. (Foto: Aditya/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menargetkan pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) selesai pada 2027. Pabrik yang memproduksi bahan baku komponen banterai EV ini merogoh investasi hampir 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15,7 triliun.

Hal tersebut dikatakan Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat Chandra Asri Group Suryandi saat media workshop Chandra Asri Group yang bertema “Hilirisasi pada Sektor Industri Kimia dan Peran Sektor Infrastruktur sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” di Bandung, Kamis (29/2/2024).

Baca juga : Cuaca Jakarta Besok Hujan Atau Panas? Ini Prakiraan BMKG, Senin 26 Februari 2024

Menurut dia, pembangunan pabrik tersebut akan dilakukan oleh anak usaha, PT Chandra Asri Alkali mulai semester II-2024. Pabrik tersebut akan memproduksi lebih dari 400 KTA caustic soda dan 500 KTA ethylene dichloride (EDC) atau komponen penting bagi industri kendaraan listrik dan mendukung hilirisasi rantai nilai nikel.

Untuk mencapai target tersebut, Chandra Asri menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 400 juta dolar AS atau Rp 6,2 triliun. 300 juta dolar AS atau Rp 4,7 triliun akan digunakan untuk pembangunan pabrik CA-EDC. Sedangkan sisanya sebanyak 100 juta dolar AS atau Rp 1,5 triliun untuk maintenance.

Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group Edi Rivai.

Baca juga : Cuaca Jakarta Besok Hujan Atau Panas? Ini Prakiraan BMKG, Jumat 23 Februari 2024

Sementara, Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group Edi Rivai mengatakan, ekspansi bisnis tersebut dilakukan karena soda kaustik mengalami kekurangan di seluruh Asia Tenggara berdasarkan data IHS Markit, 2022. Bahkan, Indonesia diprediksi mengalami defisit hingga 462KTA pada 2026. 

Sementara itu, produksi EDC di Asia Tenggara berada jauh di bawah permintaan regional, yaitu setara dengan 80 persen permintaan EDC regional dan diperkirakan akan mencapai 90 persen di tahun-tahun mendatang.

Baca juga : Evaluasi Penambangan Timah Di Babel, Kejagung Bakal Bentuk Satgas

“Pabrik CA-EDC Chandra Asri ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 ton per tahun caustic soda (sodium hydroxide) dan 500.000 ton per tahun ethylene dichloride (EDC)," kata Edi.

Pembangunan pabrik CA-EDC merupakan langkah TPIA untuk masuk ke industri antara atau midstream. Pihaknya meyakini kapasitas produksi pabrik baru ini dapat mendukung pemenuhan supply chain kendaraan listrik domestik dan global.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.