Dark/Light Mode

Usaha Mikro Makin Banyak, Teten Dorong Agregator Percepat UMKM Naik Kelas

Selasa, 5 Maret 2024 20:35 WIB
Menkop UKM Teten Masduki (tengah) mengatakan, melalui agregator teknologi, UMKM dimudahkan dalam mengakses segala fasilitas mulai dari akses pembiayaan, pendampingan. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Menkop UKM Teten Masduki (tengah) mengatakan, melalui agregator teknologi, UMKM dimudahkan dalam mengakses segala fasilitas mulai dari akses pembiayaan, pendampingan. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keberadaan agregator dinilai sangat penting dalam proses mendorong UMKM agar naik kelas. Terutama agregator seperti startup teknologi, dinilai mampu mempercepat usaha mikro ke skala ekonomi yang lebih tinggi.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, melalui agregator teknologi, UMKM dimudahkan dalam mengakses segala fasilitas mulai dari akses pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran.

Baca juga : Diskusi Partisipasi Bermakna, Emil Dardak Dorong Zilenial Perkuat Skill

“Di dalam struktur ekonomi Indonesia yang didominasi usaha mikro, penting ada agregator guna mengonsolidasi wirausaha agar mereka berkembang. Selain mendorong UMKM naik kelas melalui bantuan agregator, penting juga melahirkan entrepreneur baru dari kalangan anak muda yang menguasai teknologi,” kata Menkop UKM Teten Masduki dalam acara dialog interaktif bertajuk ‘Penumbuhan Wirausaha Inovatif dan Berkelanjutan’ di Bandar Lampung, Lampung, Selasa (5/3/2024).

Saat ini pertumbuhan ekonomi mikro terus bertambah. Meskipun UMKM di Indonesia menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tapi menurut Menteri Teten, hampir sebagian besar belum terhubung dengan industri.

Baca juga : Terpaksa Makan Rumput, Tolong Warga Gaza Kelaparan

Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) berupaya untuk menghubungkan usaha mikro ke dalam rantai pasok industri.

“Di Indonesia, banyak UMKM yang bersifat mandiri. Mereka produksi sendiri, beli bahan baku sendiri, memasarkan sendiri. Hal itu yang membuat UMKM kita sulit mengakses bahan baku, pembiayaan, maupun produksi yang lebih luas. Sehingga tidak terjadi transfer pengetahuan yang membuat UMKM produktif. Oleh karena itu, UMKM harus menjadi bagian dari industrialisasi,” katanya.

Baca juga : Italia Masuk Grup Neraka, Ini Hasil Drawing Liga UEFA Nations League

Sejak 1998, Indonesia sebut Teten terus mengalami deindustrialisasi, di mana industri besar berkontribusi dalam PDB hanya sebesar 18 persen.

Pemerintah terus berupaya menyiapkan industrialisasi bahan baku, misalnya melalui hilirisasi agar memperbesar kontribusi ekonomi industri yang lebih besar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.