Dark/Light Mode

MINIRO: In-Pipe Hydropower Inovatif Perkotaan Manifestasi SDGs dan Indonesia NZE

Senin, 8 April 2024 22:05 WIB
Instalasi In-Pipe Hydropower MINIRO pada pipa air industri (Gambar: Istimewa)
Instalasi In-Pipe Hydropower MINIRO pada pipa air industri (Gambar: Istimewa)

Peranan Air bagi Masyarakat Indonesia    

(Shiklomanov, 1993)

Air merupakan sebuah senyawa utama yang memegang peranan penting bagi seluruh kehidupan di bumi. Komponen air sendiri menutupi sekitar 71 persen permukaan  bumi, sedangkan hanya sekitar 3 persen saja persentase air bersih yang dapat digunakan oleh manusia (Rahman, Hidayat, dan Supianto, 2018). Manusia memerlukan lebih dari 500 ribu kWh setiap tahunnya agar air dapat memanfaatkan air bersih.

Namun, persentase air bersih di dunia saat ini terus menipis, dikarenakan kebutuhan air yang masif, serta krisis iklim yang terus memburuk mengakibatkan kekacauan siklus air. Krisis iklim yang timbul dari pemanasan global menyebabkan kemarau berkepanjangan “El Nino” sehingga air hujan akan jatuh pada permukaan lingkungan yang sulit untuk mengalami siklus air selanjutnya.

Krisis iklim yang mengakibatkan hujan turun di laut atau di wilayah lembah akan membuat siklus air bersih menjadi langka, hal tersebut diakibatkan terjadinya proses siklus air yang semakin panjang, yakni selama 200 hingga 3.000 tahun (Zhu et al., 2023). Padahal, manusia sangat memerlukan air dalam setiap proses kehidupan dan aktivitas, mulai dari kebutuhan industri dalam eksplorasi hingga konsumsi domestik sehingga perlu adanya transformasi Energi Bersih Terbarukan (EBT) untuk mencegah krisis iklim berkelanjutan melalui dekarbonisasi guna menyelesaikan permasalahan krisis air.   

(Shiklomanov, 1993)

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia (Jayani, 2019). Menghabiskan energi dalam jumlah yang masif untuk memenuhi kebutuhan akan penggunaan air bersih, salah satu proyeksi pompa  air instalasi IPAL industri dengan kapasitas debit harian sebesar 188,63 m³ dalam (Ainurrochim, 2019) menghabiskan energi 448,8 kW setiap harinya, serta menghabiskan biaya 571 juta rupiah setiap tahunnya (Anindita, 2023). Sedangkan untuk kebutuhan air minum membutuhkan biaya mencapai biaya dua miliar rupiah untuk instalasi pompa air pada BUMD Air Minum yang bekerja konstan selama 24 jam. Sekitar 30.788 total industri di Indonesia (BPS, 2023), 3.763 hotel berbintang tersertifikasi, 389 BUMD Air Minum, dan 148 IPAL Industri di Indonesia (Kementerian PUPR, 2022) menjadi potensi akan masifnya emisi karbon, serta potensi penerapan EBT menggunakan air sebagai energi potensial untuk realisasi green economy.     

Hal tersebut menjadikan air bersih sebagai kebutuhan yang krusial bagi masyarakat Indonesia dalam beraktivitas dan bertahan hidup. Upaya pemenuhan ketersediaan air bersih di Indonesia melalui pompa air distribusi dan proses desalinasi. Jumlah kebutuhan air bersih masyarakat Indonesia dalam proyeksi penelitian (Yasin, 2023) diperkirakan mencapai 120 liter per hari per orang untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang berjumlah sekitar 280,73 juta jiwa sehingga energi yang dibutuhkan sangat masif, dikarenakan tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa adanya air bersih.

Baca juga : Peran Penting Perusahaan Transportasi Dorong Kemajuan Ekonomi Indonesia

Kondisi Pemenuhan Air Bersih d Indonesia    

Sayangnya dari masifnya kebutuhan air bersih tersebut, Indonesia memenuhi kebutuhan air bersih melalui pompa air yang disuplai oleh energi fosil, seperti batu bara dan solar yang tidak ramah lingkungan, serta memiliki harga yang relatif mahal. Padahal melalui aktivitas pompa air tersebut terdapat potensi EBT sebagai investasi di masa depan akan sangat menguntungkan bagi Indonesia alih-alih menggunakan 100 persen energi fosil.

Maka, perlu adanya penerapan instrumen guna memanfaatkan EBT di Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan, karena potensi masif tersebut belum terjamah hingga saat ini. Potensi energi tersebut mampu menjadi alternatif solusi kebutuhan energi dalam rangka pemenuhan air bersih di Indonesia. Sebuah inovasi solusi yang mampu memanfaatkan energi potensial dari operasional pompa air yang masif sehingga mampu menjadi efisiensi energi, sekaligus menjadi upaya penurunan emisi karbon melalui sumber EBT. 

Mekanisme Kerja Inovasi MINIRO   



(Cilacap, 8 April 2024)

Baca juga : ESQ Tingkatkan Kapasitas SDM Bank Daerah Seluruh Indonesia

MINIRO merupakan inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang beroperasi pada pipa air perkotaan skala bangunan. MINIRO memanfaatkan energi potensial dari aliran air pompa operasional industri yang awalnya hanya mengalir, serta butuh energi yang besar dapat diubah menjadi sumber EBT potensial yang praktis dan efisien. 

Energi potensial air tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin pada instalasi MINIRO, lalu energi dirubah menjadi energi kinetik dan energi mekanik pada generator, selanjutnya listrik yang dihasilkan akan mengalir menuju inverter untuk mengubah arus DC menjadi arus AC, serta listrik tersebut dialirkan menuju stabilisator atau baterai untuk menstabilkan daya sebelum akhirnya dapat digunakan, seperti menyuplai listrik perkantoran. Melalui pemanfaatan sumber energi potensial air, MINIRO mampu menjadi sumber EBT potensial di Indonesia, hal tersebut dikarenakan air merupakan kebutuhan krusial bagi seluruh masyarakat Indonesia selama 24 jam setiap harinya.

Inovasi instalasi MINIRO memanfaatkan energi potensial dari aliran air pipa perkotaan dengan mengutamakan fungsi pipa air sebagai sarana pengaliran air perkotaan, melalui aliran air pipa perkotaan mengubah energi potensial menjadi energi kinetik turbin dan mekanik pada generator untuk menghasilkan energi listrik. Inovasi MINIRO mampu menghasilkan energi listrik hingga 2 kWh menyesuaikan operasional pompa air industri.

MINIRO membawa kebaruan paradigma EBT untuk masa depan EBT yang semakin terjangkau, praktis, dan murah sebagai investasi. Sistem otomatisasi katup menggunakan SCADA menjadi solusi optimasi pembangkit listrik pada pipa air perkotaan yang mampu mengantisipasi terjadinya hambatan aliran air pada turbin melalui mekanisme percabangan pipa agar fungsionalitas pipa tetap dapat bekerja secara optimal sesuai dengan fungsionalitas pipa.    

Melalui pemanfaatan energi potensial aliran air, khususnya pada pompa air. MINIRO diharapkan dapat meningkatkan efisiensi industri dengan memanfaatkan energi dari aliran air, terutama pada pompa air dan peningkatan tekanan air, untuk menghemat energi operasional hingga 40 persen. Melalui inovasi konsep turbin dalam pipa, MINIRO menjadi inovasi EBT yang praktis, murah, dan efektif tanpa perlu konstruksi sipil untuk memasifkan implementasi EBT, khususnya di ranah industri.    

Potensi Teknologi Bersih di Masa Depan    

Baca juga : Menkes: Muhammadiyah Berperan Besar Dalam Peningkatan Kesehatan Indonesia

Inovasi teknologi EBT merupakan masa depan bagi negara Indonesia, hal tersebut dikarenakan Indonesia tengah berfokus pada peningkatan bauran EBT yang penuh akan potensi pada seluruh lini kehidupan masyarakat. Bauran EBT di Indonesia pada tahun 2022 adalah sebesar 8 persen dengan jumlah energi mencapai 0,74 gigawatt (Anugraheni, 2024) dan peningkatannya tahun 2023 mencapai 13,09 persen. Harapannya peningkatan tersebut akan mencapai angka 23 persen pada tahun 2035 (Adhiem et al., 2021). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya perbaikan krisis iklim yang terjadi di Indonesia melalui dekarbonisasi lingkungan hidup. Selain itu, percepatan EBT di Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan persentase greenjobs yang bertujuan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan nasional. Transformasi EBT diharapkan mampu menjadi salah satu upaya Indonesia dalam mencapai Indonesia Emas. 

Percepatan teknologi EBT mampu menjadi solusi atas berbagai masalah di Indonesia, hal tersebut mendasari MINIRO dalam berfokus pada karakteristik lokal Indonesia untuk memaksimalkan potensinya sesuai dengan kondisi maupun kemampuan SDM Indonesia melalui basis kearifan lokal.

MINIRO juga berfokus pada pemenuhan energi dan potensi TKDN nasional untuk memperluas lapangan pekerjaan di masa depan. Pemberdayaan masyarakat melalui transformasi EBT diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sebagai hasil percepatan industri EBT di Indonesia melalui inovasi green economy. Dengan demikian, MINIRO berkomitmen untuk mencapai SDGs pada poin ke-7, ke-8, ke-9, ke-10, ke-11, ke-12, ke-13 dalam rangka perbaikan lingkungan hidup, serta mencapai Indonesia NZE 2060 sebagai kunci pembangunan berkelanjutan.  

Rafi Ashza Sejati
Rafi Ashza Sejati
Rafi Ashza Sejati

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.