Dark/Light Mode

Gelar Rakornas Di Jakarta

Kadin Dorong Pertumbuhan Investasi Di Sektor Pangan

Rabu, 6 November 2019 09:28 WIB
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (tengah) berbincang dengan (dari kiri) Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Siti Musdhalifah Machmud, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan P. Adoe saat Rakornas Agribisnis Kadin di Jakarta, kemarin. (Foto:MOHAMAD QORI/RM)
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (tengah) berbincang dengan (dari kiri) Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Siti Musdhalifah Machmud, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan P. Adoe saat Rakornas Agribisnis Kadin di Jakarta, kemarin. (Foto:MOHAMAD QORI/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Produktivitas pertanian Indonesia sampai saat ini masih rendah dibanding negara lain. Agar tidak tertinggal dari negara tetangga, perlu dilakukan peningkatan produktivitas pertanian hingga inovasi teknologi. Dengan begitu, ketahanan pangan mampu berperan dalam pertumbuhan ekonomi.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan P Adoe mengatakan, salah satu penyebab produktivitas pertanian yang masih rendah adalah masih kecilnya investasi di sektor pangan dan pertanian. 

“Karena itu, agar produktivitas meningkat, pertumbuhan investasi di sub sektor pangan juga ditingkatkan dan ditunjang oleh infrastruktur keuangan yang memadai. Infrastruktur pembiayaan perbankan juga harus lebih inovatif dan kreatif,” kata Juan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kadin Indonesia 2019 “Produktivitas dan Daya Saing Pertanian dan Industri Makanan” di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, kemarin 

Menurutnya, fasilitas pembiayan yang memadai akan mempermudah akses permodalan kepada petani dan peternak dengan skema perkreditan yang lebih kompetitif dan dapat menciptakan nilai tambah keuntungan bagi petani dan peternak. 

Baca juga : Gelar Rakornas, Kadin Soroti Daya Saing Pertanian

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky Widjaja menambahkan, pengusaha ingin pemerintah terus menciptakan ekosistem iklim investasi ketahanan pangan. 

“Hal itu perlu dilakukan agar sektor pertanian nasional mampu meningkatkan daya saingnya dalam persaingan internasional yang semakin dinamis dan kompetitif,” ujar dia. 

Franky juga menjelaskan, sistem perdagangan pangan global yang semakin terbuka menyebabkan harga produk pangan di dalam negeri ikut terpengaruh. “Kondisi ini menyebabkan harga komoditas pangan strategis menjadi berfluktuasi. Makanya, kita harus meningkatkan produk hasil pertanian menjadi produk final,” ungkap Franky. 

Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Soemantri Brodjonegoro mengatakan, selain investasi dan infrastruktur yang ditingkatkan, ketahanan pangan juga butuh dukungan teknologi yang implementatif. 

Baca juga : Pemerintah Dorong Percepatan Operasi Smelter Freeport

Karena itu, Bambang mengatakan, pihaknya akan membantu mengoptimalkan produktivitas pertanian dengan teknologi dan riset. 

“Kami akan mengkonsolidasikan hasil riset, sehingga mampu di terapkan. Jadi peneliti tidak asik sendiri. Hasil penelitian harus bisa diterapkan secara massal,” jelasnya. 

Bambang juga tidak ingin ada gap riset dengan implementasi. Menurutnya, riset dan pengembangan jangan hanya berhenti kepada individu peneliti saja. Namun harus bisa diterapkan. 

“Karena itu harus ada triple helix, peneliti, dunia usaha dan pemerintah sebagai fasilitator. Yang menjembatani hasil penelitian dengan kalangan industri,” pungkasnya. 

Baca juga : Genjot Ekspor, Menperin Dorong IKM Batik Tampil Di New York Hingga Jepang

Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Musdhalifah Machmud menga takan, meski produktivitas belum tinggi, ketahanan pangan Indonesia menunjukkan hasil yang bagus sejak 2012. 

“Kita terus mendongkrak produk tivitas di sektor pertanian, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi kontributor kedua setelah industri pengolahan. Selain itu, pemerintah juga mendorong ada nya pendekatan kemitraan. Hal untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” terangnya. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.