Dark/Light Mode

Lewat FeSyar Sumatera, BI Dongkrak Peran Ekonomi Syariah Dalam Ekosistem Global

Rabu, 29 Mei 2024 18:14 WIB
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P. Joewono (kelima kiri) bersama Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad (ketiga kanan) meresmikan pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) ke-8, di Batam, Kepulauan Riau, Senin (27/5/2024). (Foto: dok. BI)
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P. Joewono (kelima kiri) bersama Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad (ketiga kanan) meresmikan pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) ke-8, di Batam, Kepulauan Riau, Senin (27/5/2024). (Foto: dok. BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) terus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia agar semakin berperan penting dalam ekosistem global.

Pelaksanaan rangkaian kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di Kepulauan Riau mempertimbangkan fakta, bahwa Kepulauan Riau menjadi pioneer atas pertumbuhan UMKM luar biasa.

"Saya sangat menghargai dan mengapresiasi itu," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P Joewono dalam Opening Ceremony Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera Tahun 2024, di Batam, Kepulauan Riau, Senin (27/5/2024).

Doni mengungkapkan, kegiatan FESyar di kawasan Sumatera ini merupakan pemaknaan dari Hamzah Washol, yakni kolaborasi bersama dari berbagai pihak dalam upaya mendukung upaya pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Pelaksanaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) ke-8 merupakan bagian dari kegiatan ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival dan dilaksanakan di tiga wilayah. Yaitu wilayah Sumatera di Batam, FESyar Kawasan Timur Indonesia di Sulawesi Tenggara dan FESyar Jawa di Jawa Timur.

ISEF merupakan suatu platform acara integrasi ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia.

Doni menerangkan, ekonomi dan keuangan syariah saat ini terus mengemuka dan menunjukkan peran yang semakin nyata, khususnya untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Berdasarkan data dari Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2023, pada sektor ekonomi dan keuangan syariah, Indonesia berada di posisi ke-3 dunia. Atau naik satu peringkat dibanding tahun sebelumnya.

Selain itu, GIEI 2023 juga menyebutkan, bahwa kontribusi sektor makanan halal global pada tahun 2023 mencapai 1,4 triliun dolar Amerika Serikat (AS), setara Rp 22.496 triliun.

Bahkan, Indonesia menduduki peringkat kedua pada sektor halal food dan ketiga pada sektor modest fashion.

Baca juga : K-eauty Edukasikan Remaja Lakukan Perawatan Diri dari Dalam

Meski demikian, capaian tersebut tidak boleh membuat Indonesia berpuas diri. Apalagi, ada tiga tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Doni pun menyebut tantangan pertama dari sisi ekonomi syariah global. Menurutnya, Indonesia masih menjadi global market dari industri halal. Hal ini berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Indicator (SGIE) Report 2023, yang menyebutkan sektor makanan halal Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai importir dengan nilai 149,8 miliar dolar AS (Rp 2.407 triliun).

"Salah satu tantangan yang dihadapi, ekspor sektor halal food ke negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), masih didominasi Brazil, India dan Amerika, bahkan Korea Selatan. Sementara Indonesia masih menjadi market produk halal," ungkap Doni.

Tantangan selanjutnya adalar dari sisi keuangan. Doni menuturkan, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah saat ini masih belum optimal. Sebab, berdasarkan laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia, market share institusi keuangan syariah pada 2022 relatif masih kecil, yakni sebesar 10,69 persen secara nasional.

Selain itu, tantangan ketiga adalah dari sisi literasi. Hasil survei tracking literasi ekonomi syariah pada 2023 yang dilakukan Bank Indonesia di 10 provinsi menunjukkan, tingkat literasi ekonomi syariah tercatat sebesar 28,01 persen.

Hal ini menunjukkan adanya gap yang relatif jauh dari target nasional. Sebagaimana disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, tingkat literasi ini diharapkan bisa mencapai 50 persen pada 2025.

Untuk itu, bank sentral memiliki Strategi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Nasional & Bank Indonesia di daerah.

Doni menegaskan, dalam rangka mengisi ceruk atau peluang serta tantangan eksyar (ekonomi syariah) global, diperlukan program pengembangan ekonomi syariah yang berkelanjutan.

"Bank Indonesia bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), serta berbagai pihak lainnya terus melakukan berbagai upaya melalui tiga pilar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," bebernya.

Pilar pertama tentang Penguatan Ekosistem Produk Halal, antara lain dilakukan melalui pengembangan komoditas pangan halal, penguatan jaminan produk halal, dan penguatan ekosistem nasional dan ekspor produk halal.

Baca juga : Program Co-firing Biomassa PLTU Dongkrak Ekonomi Masyarakat

Pilar kedua tentang Penguatan Keuangan Syariah melalui inovasi kebijakan dan model bisnis keuangan syariah. Dan perluasan instrumen dan pelaku keuangan syariah.

Pilar ketiga tentang Penguatan Halal Lifestyle melalui edukasi dan literasi. Serta pengembangan kawasan halal lifestyle dan strategi nasional peningkatan indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah.

"Untuk mendorong penguatan ekonomi syariah ini, Bank Indonesia membuat kebijakan terkait inovasi instrumen dan model bisnis ekonomi syariah tahun ini, yang diharapkan bisa turut diimplementasikan di daerah-daerah," terang Doni.

Dengan mengangkat tema Sinergi Untuk Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Regional Sumatera, Doni melihat secara konkret, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif di Sumatera, ada pada tiga program utama.

"Pertama, dalam penguatan ekosistem produk halal, sudah ada upaya untuk melakukan digitalisasi dalam ekosistem halal dari hulu ke hilir," tuturnya.

Ia kemudian mencontohkan, salah satu program yang sudah dilakukan di Kepulauan Riau ini terdapat pada Bintan Inti Halal Food Hub, yang merupakan Kawasan Industri Halal di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

"Ini program yang baik, karena mampu memastikan rantai nilai halal, mulai dari bahan bakunya yang berasal dari pertanian, perkebunan dan peternakan, hingga jasa pengemasan, cold chain sampai ke logistik," terangnya.

Untuk terus memperkuat sinergi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, BI bersama Kementerian Agama (Kemenag) dan Perguruan Tinggi (PT) di wilayah Sumatera telah membentuk Halal Center di 6 wilayah Sumatera. Yaitu di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Bangka Belitung dan Kota Lhokseumawe.

Pembentukan Halal Center ini, telah berhasil memfasilitasi penerbitan sertifikasi halal kepada 6.317 UMKM se-Sumatera. "Sehingga dapat membantu ekosistem produk halal di wilayah Sumatera agar berkembang lebih optimal," ucap Doni.

Program sertifikasi halal ini, imbuhnya, juga menjadi fokus utama dalam acara pembukaan FESyar Sumatera.

Baca juga : Berkat Bimbingan PLN IP, Budidaya Mangrove Kerek Roda Ekonomi Masyarakat Bali

Tak hanya itu, dalam penguatan sektor keuangan syariah, Bank Indonesia menggelar Bulan Pembiayaan Syariah (BPS), yang rangkaiannya telah dimulai sejak Maret 2024, hingga puncaknya pada saat ISEF 2024.

Adapun rangkaian kegiatan BPS meliputi business coaching dan business matching terkait pembiayaan syariah untuk sisi komersial, serta Gerakan Sadar Wakaf pada sektor keuangan sosial syariah.

Bahkan ada dukungan digitalisasi dan sinergi, antara lain dengan perluasan pemanfaatan instrumen pembayaran digital, misalnya QRIS (Quick Response Indonesian Standard) untuk transaksi keuangan syariah. Serta akselerasi literasi dan penerapan halal lifestyle.

"Kami terus mendorong, dilaksankannya Training of Trainers (ToT) kepada para dai, daiyah, serta penyuluh agama yang diharapkan menjadi ujung tombak literasi melalui dakwah ekonomi syariah di masyarakat," tuturnya.

Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri Gubernur Provinsi Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad, S.E., M.M., Kepala Daerah Tingkat (Tk.) Provinsi atau Kabupaten atau Kota di wilayah Sumatera, Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Provinsi Kepulauan Riau.

Lalu, Pimpinan instansi vertikal, Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Kepulauan Riau, Pimpinan Satuan Kerja Bank Indonesia dari Kantor Pusat maupun Kantor Perwakilan Wilayah Sumatera. Kemudian, Pimpinan Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren, Perbankan, Asosiasi, Pelaku Usaha, Rekan Media dan mitra strategis Bank Indonesia.

FESyar Sumatera yang berlangsung sejak 26 Mei hingga 2 Juni 2024 ini, memuat ragam kegiatan usaha bernuansa syariah. Yakni mulai dari Fashion Show Road to IN2MF, Indonesia International Halal Chef Competition (IN2HCC), Lomba Pondok Pesantren Unggulan berdasarkan unit usaha syariah dan Lomba Wirausaha Muda Syariah.

Bahkan, dalam rangkaian acara turut dimeriahkan Sharia Fair, yang merupakan showcasing atas UMKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Sumatera.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.