Dark/Light Mode

BPK Temukan Dugaan Penyimpangan Di Indofarma

Erick Tegaskan Program Bersih-bersih Jalan Terus

Rabu, 12 Juni 2024 07:00 WIB
Menteri BUMN, Erick Tho­hir di Gedung DPR, Jumat (7/6/2024). Foto: Instagram @ErickThohir
Menteri BUMN, Erick Tho­hir di Gedung DPR, Jumat (7/6/2024). Foto: Instagram @ErickThohir

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan upaya Penyelamatan keberlangsungan bisnis PT Indofarma (Persero) Tbk terus dilakukan. Termasuk, program bersih-bersih.

Menteri BUMN Erick Tho­hir menegaskan, kegiatan ber­sih-bersih BUMN bertujuan membersihkan perusahaan dari praktik korupsi di BUMN. Dan dipastikannya, program itu akan terus berjalan.

“Ini penting, karena bukan korup secara sistem, tapi ini ada oknum yang korupsi. Kita mesti bedain korup sistematik sama oknum yang korup,” kata Erick menanggapi temuan dugaan korupsi di Indofarma oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), di Gedung DPR, Jumat (7/6/2024).

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menambah­kan, pihaknya memastikan terus berupaya untuk menyelamatkan emiten BUMN Farmasi itu dari jerat krisis, seusai berlangsung­nya sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

“Yang pasti, upaya penyehatan keuangan Indofarma melalui proses bisnis, masih terus dilakukan dengan beberapa penugasan proyek pengadaan melalui Bio Farma,” jelasnya.

Baca juga : Buru Kemenangan Di Uji Coba Terakhir

Beberapa proyek tersebut, yakni pembuatan obat-obat herbal bekerja sama dengan otoritas kesehatan negara.

Selain itu, kata Arya, penugas­an tersebut diberikan guna tetap menjaga keuangan Indofarma demi menggaji para karyawan­nya, yang selama ini ditanggung oleh Bio Farma.

Dia berpendapat, persoalan pembayaran gaji yang selama ini ditanggung Bio Farma tidak bisa terus-menerus dilakukan. Sebab, dikhawatirkan dapat memberi­kan efek domino kepada Hold­ing BUMN Farmasi itu.

“Sekarang ini sudah dibatasi. Tidak bisa lagi Bio Farma gelon­torin uang ke Indofarma. Kalau terus dilakukan, kasihan Bio Farma,” ucapnya.

Tak hanya Kementerian BUMN, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga telah meminta penjelasan dari Indofarma.

Baca juga : Kebun Binatang Ragunan Dibikin Lebih Seru Dong

Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengaku, saat ini pihaknya se­dang melakukan analisis lebih lanjut atas penyajian laporan keuangan yang telah disampai­kan Indofarma.

Namun, Indofarma belum menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2023. Meski begitu, berkaca dari laporan keuangan tahunan 2020-2022, emiten bersandi saham INAF ini memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“Bursa sedang melakukan analisis lebih lanjut atas laporan keuangan Indofarma. Dan me­mantau pemberitaan atas hasil pemeriksaan lebih lanjut oleh Jaksa Agung,” jelasnya.

Terpisah, Associate Director BUMN Research Group Lem­baga Management Fakultas Eko­nomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto me­nuturkan, Kementerian BUMN harus terus mengawal transfor­masi yang dilakukan Indofarma, agar bisa memperbaiki kondisi perusahaan.

“Transformasi perusahaan perlu dilaksanakan lebih serius, terutama aspek pengelolaan bisnis inti dan pengelolaan risiko yang lebih baik,” ucap Toto saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Tuchel Tolak Setan Merah?

Diakui Toto, dalam tiga ta­hun terakhir, kinerja Indofarma kurang memuaskan. Menu­rutnya, persoalan utama ialah Indofarma tidak mampu men­jalankan pengelolaan inventori Covid-19 dengan cukup baik. Alhasil, menjadi beban bagi kinerja perusahaan.

Lantas, kondisi tersebut diperburuk dengan tindakan penyelewengan keuangan yang dikerjakan anak perusahaan, PT Indofarma Global Medika (IGM). Selanjutnya, Bio Farma selaku induk Holding BUMN Farmasi, memiliki tanggung jawab terkait kondisi anak perusahaan.

“Namun bantuan finansial ini tentu ada batasnya. Karena bleed­ing (pendarahan) keuangan yang terus menerus di Indofarma, tentu berdampak pada sisi likuiditas dari Bio Farma, sebagai induk usaha,” tegasnya.

Toto berharap, Indofarma segera melakukan perbaikan dan restrukturisasi mendasar. Khu­susnya di sisi bisnis dan optimalisasi fasilitas produksi.

“Indofarma ini perusahaan farmasi milik BUMN, maka mereka harus memperkuat posisinya sebagai produsen produk obat generik dan alat kesehatan (alkes) terbaik. Apalagi permintaan dari pasar captive, seperti Pemerintah, selalu tersedia,” imbaunya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.