Dark/Light Mode

Muhammadiyah Launching MBS Tangerang di Tigaraksa

Senin, 1 Juli 2024 18:02 WIB
Soft launching Muhammadiyah Boarding School (MBS), di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Minggu (30/6/2024). (Foto: USU/RM)
Soft launching Muhammadiyah Boarding School (MBS), di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Minggu (30/6/2024). (Foto: USU/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tangerang melakukan soft launching Muhammadiyah Boarding School (MBS), di Jalan Perum Margasari, Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Minggu (30/6/2024). Di acara yang sama digelar tabligh akbar, dengan pemateri Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti.

Soft launching MBS Tangerang ini dihadiri banyak tokoh. Dari internal Muhammadiyah hadir Ketua PDM Tangerang Suhardi, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Syamsuddin, para rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Sedangkan dari jajaran Pemerintah Daerah hadir Sekda Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Dadan Gandana.

MBS Tangerang ini berdiri di atas lahan seluar 2.300 meter persegi. Lahan tersebut merupakan wakaf dari Aminudin, tokoh Muhammadiyah di Kabupaten Tangerang. Dalam launching tersebut digelar penandatanganan legalitas wakaf oleh Aminudin yang didampingi istri dan keluarga.

Saat ini, di MBS Tangerang ini sudah tersedia ruang kelas, ruang ustad, ruang laboratorium komputer, asrama santri, musala, kamar mandi, kantor, dan fasilitas lainnya. Di tahun ajaran baru ini, MBS Tangerang mulai membuka pendaftaran santri angkatan pertama untuk tingkat SMP.

“Ini awal dari bangunan MBS. Saya bermimpi, dalam 10 tahun ke depan akan terbangun gedung 4 lantai MBS. Saya bermimpi kiri dan kanan akan bisa kita bebaskan,” ucap Ketua PDM Tangerang Suhardi, saat menyampaikan kata sambutan.

Baca juga : Sah, Shin Tae-yong Perpanjang Kontrak Hingga 2027

Suhardi, MBS ini akan menjadi pusat Muhammadiyah di Tangerang. Kehadirannya menjadi magnet bagi setiap Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di Tangerang untuk melakukan yang terbaik bangsa dan masyarakat.

Meski namanya boarding school, Suhardi memastikan, pendidikan keagamaan di BMS tetap menjadi dasar. “Insya Allah kekuatan yang ada di pesantren ada di sini. Baca kitab kupingnya bagus, kitab putih bagus, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris bagus, IT juga bagus,” imbuhnya.

Mengenai tabligh akbar, Suhardi menerangkan, merupakan kegiatan rutin PDM Tangerang. Tabligh akbar ini digelar tiga bulan sekali. Di Desember nanti, PDM Tangerang akan menghadirkan Ustaz Adi Hidayat.

Aminudin, pewakaf lahan BMS Tangerang ini, amat gembira bisa mewakafkan lahannya untuk digunakan sebagai sarana pendidikan oleh Muhammadiyah. Dia pun memastikan, semua keluarganya sudah setuju dengan wakaf tersebut.

Baca juga : Muhammadiyah Dukung Irman Gusman, Anwar Abbas: Sosok Yang Pas

“Hibah ini sudah disetujui lillahitaala oleh keluarga,” ucapnya.

Aminudin melanjutkan, dirinya juga punya lahan seluas 32 hektare di Pandeglang, Banten. “Saya bermimpi lahan tersebut menjadi Islamic Center dan dikelola Muhammadiyah,” imbuhnya.

Dalam tabligh akbar, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti berterima kasih kepada Aminudin dan keluarga yang sudah mewakafkan tanahnya untuk dijadikan sarana pendidikan oleh Muhammadiyah.

Untuk pengembangan MBS Tangerang, Abdul Mu’ti berpesan kepada PDM Tangerang agar bisa menghadirkan yang unik dan berbeda dibanding sekolah-sekolah dan pondok pesantren lain. “Mungkin gedungnya sederhana, tapi anak-anak juara. Maka, kita bisa mengatakan ini sebagai sekolah juara,” ucap Guru Besar Pendidikan Agama Islam di UIN Jakarta ini.

Baca juga : RS Mandaya Luncurkan Pusat Neuromuscular, Tangani Penyakit Saraf Dan Otot

“Misalnya, ada 10 orang siswa, tapi mereka menjadi seperti assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama memeluk agama Islam),” imbuhnya.

Untuk proses pendidikan, Abdul Mu’ti menyarankan agar MBS Tangerang mengajarkan tiga hal kepada para santrinya. Pertama, knowledgeable. “Yaitu anak-anak yang serba tahu,” ucapnya.

Kedua, capable, yaitu generasi yang terampil dan yang serba bisa. Untuk mencapai ini, para santri harus diberikan soft skill. “Soft skill lebih penting dari hard skill. Karena hard skill itu bisa sendiri walau tanpa diajarkan,” terangnya.

Ketiga, humble. “Harus ada role model. Orang bisa saja punya kemampuan teknologi tinggi, tapi kalau akhlaknya rusak, tidak akan baik,” tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.