Dark/Light Mode

Strategi Pemasaran Biji Kopi Jenis Arabica dan Robusta di Pasar Internasional

Kamis, 27 Juni 2024 22:44 WIB
Biji kopi arabika dan robusta. (Foto: Istimewa)
Biji kopi arabika dan robusta. (Foto: Istimewa)

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Salah satu sumber devisa negara ada pada subsektor perkebunan. Perkebunan menjadi salah satu subsektor yang tumbuh secara positif pada masa krisis dunia yang tengah mengalami pandemi Covid-19.

Dari data pusat statistik (BPS), bahwa sekitar 30 persen mata pencaharian di Indonesia berada pada sektor pertanian. Triwulan pertama tahun 2021 mencatat pertumbuhan positif sebesar 2,95 persen yang membuat sektor pertanian menjadi sektor andalan. Hasil pertanian Indonesia dikenal unggul dalam beberapa komoditas, salah satunya pada komoditas kopi. 

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia, di antaranya: sebagai pembuka lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan masyarakat, sebagai bahan baku industri pengolahan, sehingga produk yang dihasilkan akan memiliki pasar yang luas baik lokal maupun global, menciptakan nilai tambah melalui kegiatan pascapanen, pengolahan dan distribusi, sebagai sumber devisa nonmigas melalui kegiatan ekspor, dan menciptakan pasar bagi produk-produk pertanian.

Kopi berasal dari tanaman pertanian yang kemudian diproses melalui pengolahan seperti sangrai dan penghalusan hingga menjadi bubuk kopi. Sebagai komoditas unggulan, Indonesia berhasil memproduksi kopi hingga mencapai 794,8 ribu ton pada tahun 2022. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia.

Pada tahun 2020 komoditas kopi mampu meningkatkan pertumbuhan PDB dengan adanya peningkatan produksi dan peningkatan volume ekspor. Berdasarkan data pusat statistik (BPS), pada tahun 2020 mencatat total produksi kopi di Indonesia mencapai 753,90 (ribu ton).

Baca juga : Industri Penerbangan Non-Airline Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Keberhasilan pada komoditas kopi Indonesia dalam mencapai pasar internasional dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan perekonomian Indonesia serta mampu meningkatkan kesejahteraan bagi petani kopi. Hal ini menyebabkan komoditas kopi menjadi salah satu penyebab meningkatnya pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun tersebut. 

Terlepas dari keberhasilan Indonesia dalam mengekspor kopi ke pasar internasional, ditemukan masih banyak hambatan sebagai pengekspor kopi. Hambatan ini dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Hambatan yang paling menonjol yang terjadi di dalam negeri berupa produktivitas dan kualitas kopi yang rendah, serta iklim yang tidak menentu. Indonesia hanya menghasilkan 500 kg per Ha dengan luas tanah mencapai 1,2 juta Ha, sedangkan Vietnam dapat menghasilkan mencapai 2,7 ton per Ha dengan luas lahan 630 ribu Ha.

Hambatan yang terjadi dari luar negeri berupa, persaingan yang semakin ketat diakibatkan oleh perubahan keseimbangan pasar kopi dunia, yang terjadi kelebihan pasokan kopi dunia dan munculnya negara pesaing yang menghasilkan produk sejenis. Kelebihan pasokan dapat mempengaruhi harga pasaran. Menurut laporan yang terdapat pada International Coffee Organization atau ICO (2019) produksi kopi global mencapai 167,47 kantong. Hal ini terjadi akibat Brazil mengalami panen raya kopi 2 tahunan, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi perdagangan dan harga kopi dunia menurun. 

Terdapat dua kategori utama produk kopi yang berada di pasar ekspor, yaitu biji kopi mentah dan biji kopi olahan. Sedangkan di Indonesia lebih banyak mengekspor biji kopi mentah, hal ini disebabkan biji kopi mentah lebih mudah diterima di pasar internasional. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, terdapat dua jenis kopi yang diekspor yaitu jenis kopi robusta dan kopi arabika.

Hal ini disebabkan karena kedua jenis tersebut memiliki kualitas yang paling baik diantara yang lainnya. Indonesia cenderung lebih banyak membudidayakan kopi jenis robusta dibandingkan kopi jenis arabica. Akan tetapi jenis kopi robusta Indonesia umumnya memperoleh harga lebih rendah dan permintaan pasar yang lebih sedikit dibanding jenis kopi arabika. Permintaan jenis robusta hanya sebesar 30 persen sedangkan jenis arabica sebesar 70 persen.

Baca juga : Silmy: Sistem Perlintasan di Bandara dan Pelabuhan Internasional Tokcer Lagi

Pertumbuhan produksi dan konsumsi kopi dunia menyebabkan persaingan antar negara dalam memasarkan kopinya di pasar internasional. Persaingan yang semakin meningkat, memiliki dampak pada tingkat daya saing kopi. Asosiasi eksportir kopi indonesia mengatakan bahwa sebab penurunan ekspor kopi disebabkan oleh panen yang terlambat, tidak ada stok dari tahun sebelumnya, serta adanya peningkatan konsumsi dalam negeri. 

Mengingat kompetisi yang sangat ketat terjadi pada pasar internasional, pemilihan strategi sangat penting untuk dapat meningkatkan ekspor kopi di pasar dunia. Adanya perubahan standar kualitas dan regulasi pada kopi, strategi yang disusun tidak hanya fokus pada pengekspor saja, tetapi juga harus mempertimbangkan peran dari pemangku kepentingan lainnya terutama petani kopi agar menghasilkan kopi yang sesuai dengan standar pasar internasional.

Dalam hal ini pemerintah memiliki peran penting dalam memfasilitasi para petani kopi, peran tersebut berupa penerbitan regulasi-regulasi pendukung yang berkaitan dengan harmonisasi regulasi dengan negara-negara importir, dan iklan usaha kopi untuk mendukung pengembangan ekspor kopi di pasar internasional. ICO (2019) menegaskan bahwa upaya perbaikan usahatani merupakan strategi yang sangat penting dalam pengembangan, terutama mengupayakan komoditas kopi menjadi menguntungkan dan mampu meningkatkan taraf hidup petani. Beberapa upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan komoditas kopi di pasar internasional: 

Pertama, Peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani. Produktivitas yang tinggi dan pertanian yang efisien adalah salah satu kunci utama untuk menciptakan pertanian kopi yang menguntungkan, hal ini membuat para petani tetap terlibat dalam usahatani. Untuk memperoleh kopi yang memiliki produktivitas dan efisien yang tinggi, memerlukan penerapan teknik budidaya yang direkomendasikan, seperti penggunaan benih berkualitas tinggi dan penggunaan input yang seimbang dan efisien, hal ini memberikan pengaruh yang sangat penting untuk mempertahankan perkebunan kopi dengan produktivitas dan efisiensi tinggi. 

Kedua, Peningkatan kualitas produk kopi yang dihasilkan oleh petani. Kualitas pada kopi merupakan faktor utama yang sangat penting dalam menentukan harga jual kopi. Perbaikan kualitas juga dapat meningkatkan peluang produk kopi untuk menembus pasar bernilai tinggi. 

Baca juga : Literasi Sehat, Penting Kenali Jenis Batuk Dan Penanganannya

Ketiga, Peningkatan daya tahan petani terhadap berbagai resiko terkait dengan usahatani kopi. Budidaya kopi sangat rentan terhadap berbagai risiko, seperti serangan hama dan penyakit, perubahan iklim, dan fluktuasi harga. Untuk mengatasi risiko ini, petani harus memiliki sumber daya dan pengetahuan yang sesuai. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan petani yaitu, dengan melakukan diversifikasi pendapatan, agar petani tidak bergantung pada pendapatan usahatani kopi saja.

Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi penjualan biji kopi di pasar internasional. Pertama, strategi penetapan harga. Penetapan harga memiliki pengaruh penting dalam meningkatkan daya saing. agar pengekspor tidak mengalami kerugian karena harga yang terlalu rendah atau tidak memiliki pelanggan karena harga yang terlalu tinggi.

Kedua, memanfaatkan asosiasi-asisiasikopi. Asosiasi menyediakan informasi terkait pasar internasional dan tambahan informasi spesifik mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan ekspor. Ketiga, memanfaatkan layanan daring. Di era globalisasi ini perkembangan teknologi memberikan peluang kepada pengekspor untuk memanfaatkan semaksimal mungkin layanan daring yang disediakan.

Untuk meningkatkan penjualan komoditas kopi di pasar internasional, pemerintah perlu mendukung seluruh pemangku kepentingan kopi mulai dari hulu (memperbaiki usahatani) hingga hilir (pengolahan dan pemasaran produk). Dengan pemerintah yang memperhatikan komoditas kopi dari hulu hingga hilir, maka penjualan kopi di pasar internasional akan meningkat dan akan meningkatkan sumber pendapatan negara.

Zahwa Btari Aditya Sugiarto
Zahwa Btari Aditya Sugiarto
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Islam Negeri Jakarta

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.